TRIBUNNEWS.COM, LARANTUKA - Hari ini Rabu (6/11/2024) sudah tiga hari pasca letusan Gunung Lewotobi di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Sejumlah pengungsi mengaku tak mendapatkan bantuan apapun meski mereka sudah 3 hari berada di tempat pengungsian.
Baca juga: Update Pasca Erupsi Gunung Lewotobi: Rumah Diterjang Material Panas hingga Perkampungan Memutih
Seperti diungkapkan Paulus Kwuta (75), salah seorang pengungsi di areal perkebunan Lamaongan, Desa Waiula, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Padahal mereka terdampak langsung letusan Gunung Lewotobi.
Menurut Paulus, pengungsi di Lamaongan sebanyak 130-an jiwa, termasuk ibu hamil dan balita.
"Sudah 3 hari kami belum terima bantuan apapun. Tolong pak, kami semua merasakan kekurangan, hanya bisa makan pisang dan ubi yang kami petik di kebun," katanya, Rabu (6/11/2024).
Selain kebutuhan makanan dan asupan gizi bagi anak-anak, warga juga membutuhkan air bersih serta perlengkapan tidur.
Paulus dan ratusan korban sulit tidur karena didera hawa dingin saat malam hari.
"Butuh makanan, selimut, susu, termasuk juga untuk kebutuhan perempuan. Air di sini sangat sulit," ungkapnya.
Diakui Paulus, tempat mereka mengungsi saat ini sudah ada tenaga kesehatan (nakes) dari Puskesmas Boru dan nakes sejumlah desa di Kecamatan Wulanggitang.
Baca juga: 10 Warga Meninggal Akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT, PVMBG Naikkan Status Siaga
Diketahui Paulus bersama lebih dari 100 warga lainnya mengungsi secara mandiri.
Sebanyak 25 orang di antaranya berasal dari Desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang.
Mereka terdiri dari 10 balita, 14 lansia dan seorang ibu hamil.
Mereka mengungsi secara mandiri di areal perkebunan Lamaongan, Desa Waiula, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur sesaat setelah letusan besar terjadi, Minggu (3/11/2024) malam.