TRIBUNNEWS.COM, ENDE - Informasi hoaks beredar di media sosial terkait erupsi Gunung Iya di selatan Pulau Flores, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) bikin panik warga sekitar.
Warga Kelurahan Tanjung, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende yang termakan isu hoaks tersebut berhamburan ke luar rumah, Rabu (6/11/2024) malam.
Dengan menumpangi pikap mereka menuju ke tempat yang lebih aman.
Mengutip TribunFlores.com, di Kelurahan Tanjung, ratusan orang berhamburan keluar rumah.
Baca juga: Kemenkes Salurkan Obat-obatan dan Alkes Kepada Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Mereka berdiri di jalanan dan juga di halaman rumah masing-masing.
Puluhan warga lainnya bahkan mendatangi Pos Pengamatan Gunung Api Iya di Jalan Ikan Paus, Tewejangga, Kelurahan Tanjung.
Puluhan lainnya mengungsi hingga ke Stadion Marilonga.
Mereka memilih tidur di halaman stadion dengan tikar seadanya.
Para pengungsi mandiri ini terdiri dari lansia, orang dewasa dan juga anak-anak.
Bahkan ada yang mengungsi hingga ke Lokoboko, Kecamatan Ndona.
Bukan Erupsi Tapi Kebakaran di Gunung Sangeang NTB
Saat dikonfirmasi, Heruningtyas dari Badan Geologi Kementerian ESDM mengatakan informasi soal erupsi Gunung Iya yang beredar di media sosial tersebut adalah hoaks.
"Pada malam hari ini kebetulan saya sedang bertugas di Pos Pengamatan Gunung Iya dan melihat warga berhamburan keluar rumah. Kemudian mendapatkan informasi bahwa terdapat erupsi di Gunung Iya," kata Heruningtyas saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Api Iya.
Baca juga: Update Erupsi Gunung Lewotobi: 1.772 Warga Mengungsi di Perbatasan Kabupaten Flores Timur-Sikka NTT
Namun kata Heruningtyas, setelah dicek melalui foto dan video yang beredar, ternyata gunung yang dimaksud adalah Gunung Sangeang di NTB.
Namun bukan erupsi melainkan terjadi kebakaran hutan di bagian lereng gunung.
"Jadi itu bukan dari erupsi atau aktivitas vulkanik Gunung Iya," jelas Tyas.
Heruningtyas meminta masyarakat Kabupaten Ende khususnya di wilayah Kelurahan Tanjung agar tidak panik berlebihan.
Masyarakat diimbau tetap beraktivitas seperti biasa namun tetap waspada.
Dijelaskan Tyas, saat ini aktivitas vulkanik Gunung Iya mengalami peningkatan.
Masyarakat atau pengunjung diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di radius 3 km dari pusat Gunung Iya dan bagian selatan dalam radius 5 km.
Baca juga: Terdampak Letusan Gunung Lewotobi, Pengungsi di Dusun Mudin Kabupaten Sikka NTT Meninggal
Status Gunung Iya Siaga
Gunung Iya adalah gunung berapi kerucut yang terletak di bagian selatan Pulau Flores dan sebelah selatan dari Ende.
Diketahui aktivitas vulkanik Gunung Iya yang terletak di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, meningkat signifikan.
Badan Geologi menaikkan status Gunung Iya menjadi Level III atau Siaga.
Mulai Rabu (6/11/2024) pukul 18.00 Wita, warga sekitar diimbau untuk waspada dan menghindari aktivitas di sekitar kawasan gunung ini.
Gunungapi Iya berada di ketinggian 637 meter di atas permukaan laut.
Gunung Iya memiliki sejarah panjang erupsi sejak 1671 hingga letusan terakhir pada 1969.
Aktivitas Terbaru dan Tanda-tanda Erupsi
Mengutip TribunFlores.com, sejak awal Oktober hingga awal November 2024, Gunung Iya terpantau mengeluarkan asap putih dan kelabu dari kawah utamanya, yang mencapai ketinggian hingga 300 meter di atas puncak.
Visualisasi menggunakan drone pada 5 November juga menunjukkan asap kelabu yang mengepul dari kawah, sebuah tanda peningkatan aktivitas.
Kegempaan juga menjadi perhatian serius.
Berdasarkan data PVMBG, terhitung 28 kali gempa tremor harmonik, 77 kali gempa tremor non-harmonik, dan lebih dari 100 gempa vulkanik dalam tercatat selama Oktober hingga awal November.
Gempa dangkal mulai meningkat sejak pertengahan Oktober, yang mengindikasikan adanya pergerakan magma menuju permukaan.
Tercatat terjadi peningkatan signifikan dalam gempa vulkanik dalam, yang menunjukkan adanya tekanan magma yang meningkat dan menandakan potensi erupsi ke depannya.
Dari pengamatan terkini, aktivitas erupsi berupa letusan magmatik telah menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu piroklastik, serta aliran lava yang berpotensi membahayakan.
Retakan di kawah utama semakin lebar, yang bisa memicu longsoran besar ke arah laut jika terjadi erupsi.
Dalam pemantauan sejak awal Oktober hingga 4 November 2024, terekam tanda-tanda kegempaan signifikan.
Pada periode ini, tercatat 28 kali gempa tremor harmonik, 77 gempa tremor non-harmonik, serta 173 gempa vulkanik dalam.
Sejak Agustus 2024, frekuensi gempa vulkanik dalam terus meningkat, menandakan adanya tekanan kuat akibat pergerakan magma ke arah permukaan.
"Sejak 16 Oktober, aktivitas gempa dangkal semakin sering. Ini menunjukkan tekanan magma yang semakin kuat dan bisa memicu erupsi kapan saja," Kepala PVMBG, Muhammad Wafid.
Asap kawah dengan intensitas sedang hingga tebal terlihat mencapai ketinggian 300 meter dari puncak gunung.
Rekomendasi Bagi Warga
Terkait aktivitas Gunung Iya ini, PVMBG merekomendasikan masyarakat serta wisatawan untuk tidak mendekati kawasan dalam radius 3 km dari kawah Gunung Iya.
Masyarakat juga diminta menghindari lubang-lubang gas di sekitar kawah yang dapat mengeluarkan gas beracun.
Masyarakat di sekitar Gunung Iya diminta tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi yang belum tentu benar.
Mereka diimbau mengikuti arahan dari BPBD Kabupaten Ende dan BPBD NTT, yang berkoordinasi dengan PVMBG.
BPBD dan Pemerintah Kabupaten Ende diminta terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung untuk memantau perkembangan aktivitas gunung ini.
Informasi resmi akan terus disampaikan melalui kanal komunikasi PVMBG, termasuk media sosial, agar warga selalu mendapatkan informasi terbaru.
Terkait potensi erupsi yang semakin nyata, masyarakat diminta waspada terhadap kemungkinan bahaya yang dapat terjadi kapan saja, sambil tetap tenang dan sigap terhadap instruksi evakuasi jika diperlukan.
Sumber: (Tribunflores.com/Albert Aquinaldo)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul BREAKING NEWS : Gegara Hoaks Gunung Iya Erupsi, Warga Kelurahan Tanjung Lari Berhamburan