TRIBUNNEWS.COM - Dokter forensik Raja Al Fath Widya Iswara hadir sebagai saksi ahli dalam sidang lanjutan kasus dugaan penganiayaan oleh guru Supriyani di Pengadilan Negeri (PN) Andoolo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), hari Kamis, (7/11/2024).
Raja menyebut ada dua kemungkinan penyebab luka pada anak didik Supriyani yang disebut-sebut akibat dipukul oleh Supriyani dengan sapu.
Pertama, luka itu tampak disebabkan oleh benda berpermukaan kasar, bukan oleh benda tumpul seperti sapu.
Dokter forensik itu berujar jika luka disebabkan oleh benda tumpul, luka tersebut tak akan tampak seperti foto luka korban yang diperlihatkan saat persidangan.
"Jadi, kemungkinan penyebab luka ini bukan dari sapu yang dibawa sebagai barang bukti. Tidak ada," kata Raja dikutip dari Tribun Sultra.
"Ini seperti luka memar, tapi melihat garisnya juga seperti luka terkena gesekan dengan permukaan benda yang cenderung kasar."
"Benda permukaan kasar itu bisa batu, bisa macam-macam. Bukan seperti sapu yang permukaannya halus."
Kemungkinan kedua ialah luka itu disebabkan oleh hal lain, misalnya serangga.
Raja dihadirkan oleh pihak Supriyani guna mengetahui penyebab pasti luka korban. Pihak Supriyani meyakini luka itu tidak disebabkan oleh pukulan Supriyani dengan sapu.
Profil Raja Al Fath Widya Iswara
Raja adalah dokter forensik di Rumah Sakit Bhayangkari Kendari.
Baca juga: Wakajati Sultra: Penuntutan Supriyani Berdasarkan Fakta Persidangan
Menurut CV yang diunggah pada laman Scribd, Raja lahir di Raha pada tanggal 3 Maret 1989.
Dia tinggal di Jl. Jati Raya No. 20 Kendari dan Jl. Pelita No. 8 Raha.
Tenaga kesehatan itu mendapatkan pendidikan di SMA Negeri 1 Raha lalu meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi di Universitas Diponegoro tahun 2006.
Raja berhasil menggondol gelar sarjana kedokteran dari kampus itu tahun 2012.