TRIBUNNEWS.COM -- Nasib sial dialami oleh Sutarman, warga Desa Kalijirak, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah.
Gara-gara mengambil spanduk alat peraga kampanye (APK), ia dianiaya oleh sejumlah pendukung pasangan calon Bupati Karanganyar nomor urut 02, Rober-Adhe.
Bukan hanya dianiaya, pria yang kesehariannya berprofesi sebagai tukang pijat tersebut dilaporkan ke polisi.
Baca juga: Viral Kampanye Calon Bupati Mesuji Janjikan Surga, MUI: Masalah Akhirat Itu Hak Prerogatif Tuhan
Kini statusnya menjadi tersangka perusakan APK. Sutarman dipaksa mengakui perusakan tersebut dilakukan karena ia dibayar.
Dikutip dari Tribun Solo, berdasarkan pengakuannya, Sutarman mencopot lalu mengambil spanduk tersebut karena untuk menambal rumahnya yang bocor.
"Saya dipaksa untuk mengakui perusakan APK, karena mendapat bayaran, padahal saya hanya mencopot APK itu untuk menutup jendela dan pintu rumah saja," jelasnya.
Ia juga mengaku telah dipukuli di beberapa bagian tubuh hingga ke muka.
"Saat itu, yang dipukul di hadapan Pak Rober dan dipaksa untuk mengakui telah merusak APKnya, saat itu saya terpaksa mengikuti mereka karena ingin cepat selesai masalah ini," jelas Sutarman, dikutip dari Kompas.
Meskipun sempat meminta maaf, para pendukung tetap murka hingga Sutarman harus diamankan ke rumah calon Bupati yang gambarnya ia copot.
"Setelah bertemu, saya meminta maaf tetapi diabaikan, kemudian para pendukung melakukan penganiayaan kepada Sutarman, dan dilakukan sejak tengah malam hingga pagi hari," jelasnya.