News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BMKG soal Viral Video Mirip Awan Kinton Jatuh di Kalimantan Tengah: Awan Tidak Jatuh ke Tanah

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Video yang memperlihatkan gumpalan putih mirip awan putih jatuh wilayah di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).

TRIBUNNEWS.COM - Video yang memperlihatkan gumpalan putih mirip awan jatuh wilayah di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng)

Gumpalan putih yang disebut awan kinton tersebut, jatuh di halaman suatu pabrik.
 
Dalam video yang beredar, tampak seorang pekerja berlarian melihat lebih dekat gumpalan tersebut. 

Diketahui, awan kinton adalah awan terbang yang muncul dalam animasi Jepang, Dragon Ball. 

Merespons hal tersebut, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasannya. 

Menurut Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, awan tidak pernah jatuh ke permukaan tanah sebagai gumpalan padat. 

Ida mengatakan, awan adalah kumpulan partikel air atau kristal es yang berada di atmosfer dan terbentuk ketika uap air di udara mengembun atau mengkristal. 

Menurutnya, proses tersebut, terjadi ketika uap air di udara dingin cukup untuk membentuk tetesan air atau kristal es yang sangat kecil, kemudian berkumpul menjadi awan.

Meski awan terlihat seperti objek padat mengambang, awan sebenarnya terdiri dari tetesan air atau kristal es kecil yang tersebar dalam jumlah besar. 

"Awan tidak pernah jatuh ke Bumi sebagai gumpalan padat karena partikelnya sangat kecil dan ringan, tersebar dengan kerapatan rendah, dan arus udara. Gaya angkat atmosfer menjaga partikel tetap tersuspensi," jelas Ida, Sabtu (16/11/2024), dilansir Kompas.com.

Adapun faktor lainnya adalah perubahan lingkungan, seperti suhu dan kelembapan.

Baca juga: Viral Fenomena Ikan Loncat ke Pinggir Pantai di Tanggamus Lampung, BMKG Ungkap Penyebabnya

Hingga menyebabkan partikel-partikel tersebut, menguap sebelum mencapai tanah.

“Yang kita lihat sebagai jatuhnya awan sebenarnya adalah presipitasi seperti hujan dan hujan es, yang merupakan hasil penggabungan (koalesensi) tetesan atau kristal es menjadi cukup besar untuk mengatasi arus udara dan jatuh ke permukaan Bumi,” ucap Ida.

Ida mengatakan, awan seolah-olah bisa terlihat turun ke permukaan Bumi karena kondisi atmosfer dan mekanisme fisik yang memengaruhi posisi awan di atmosfer.

Hal tersebut, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, perubahan atmosfer, seperti peningkatan kelembapan, pendinginan permukaan, atau inversi suhu 

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini