TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengadilan Negeri Kabanjahe akan menggelar sidang kasus pembakaran rumah wartawan Tribata TV, Rico Sempurna Pasaribu (47), yang juga menewaskan keluarganya, Elparida Br. Ginting (48) dan dua orang anak berinisial SIP (12) dan LAS (3).
Tiga orang tersangka atas nama Bebas Ginting, Yunus Tarigan, dan Rudi Sembiring akan duduk menjadi terdakwa, Senin (25/11/2024) besok.
Direktur LBH Medan, Irvan Saputra mengajak seluruh lapisan masyarakat khusus warga tanah Karo dan rekan-rekan media untuk mengawal persidangan tersebut.
"Karenanya sejatinya Eva (anak Rico) dan Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) meyakini ketiga pelaku tersebut hanyalah by order (pesanan) dari otak pelakunya," kata Irvan dalam keterangan yang diterima, Minggu (24/11/2024).
LBH Medan menduga matinya RSP dan tiga anggota keluarganya telah pelanggaran pasal 340 jo 338 jo 187 KUHP Militer serta melanggar UUD 1945 sebagaimana diatur dalam pasal 28 dan UU Hak Asasi Manusia Nomor 39 Tahun 1999 pasal 9, UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, Pasal 6 UU Nomor 12 Tahun 2006 terkait The International Covenant on Civil and Politival Rights (ICCPR) dan Pasal 3 Jo Pasal 5 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia DUHAM, serta Pasal 76 UU Perlindungan Anak.
LBH Medan meminta dan mendesak.
1. Kepada Pengadilan Negeri Kabanjahe Khususnya Majelis Hakim yang menangani perkara a quo untuk memeriksa perkara ini secara objektif dan seadil-adilnya;
2. Kepada Kejaksaan Negeri Tanah Karo untuk mengungkap kasus ini secara terang benderang dan melakukan tuntutan hukum maksimal terhadap para terdakwa; dan memberikan rekomendasi kepada POMDAM I/BB untuk memeriksa dugaan keterlibatan Koptu HB;
3. Kepada POMDAM I/BB untuk memeriksa Keterlibatan Koptu HB dalam dugaan tindak pidana pembunuhan berencana terhadap wartawan rico dan keluarganya.
Status hukum Koptu HB
Kodam I Bukit Barisan menyatakan, oknum anggota TNI yakni Koptu HB tidak terlibat pembakaran rumah wartawan Sempurna Pasaribu.
Adapun Kodam I Bukit Barisan menyatakan telah memeriksa Koptu HB yang disebut-sebut membuka lapak judi hingga dicurigai pelaku utama pembakaran Sempurna Pasaribu.
Nasib Koptu HB dinyatakan tidak terlibat, keluarga Sempurna Pasaribu pun mengadu ke Puspom TNI AD.
Dalam hal ini, Eva Meliani Pasaribu, anak wartawan Sempurna Pasaribu melaporkan dugaan keterlibatan anggota TNI berinisial HB dalam kasus kematian ayah dan tiga anggota keluarganya di Karo, Sumut ke Puspom AD.
Eva didamping kuasa hukum, suaminya, LBH, dan KKJ mendatangi Markas Puspom AD, Jakarta pada Jumat, 12 Juli 2024.
Pelaporan dugaan keterlibatan prajurit TNI itu kini sudah diterima oleh Puspom AD.
Laporan tersebut dibuat berkenaan dengan dugaan tindak pidana pembunuhan berencana atau pembunuhan, dan atau pembakaran.
Baca juga: Koptu HB Tak Dihadirkan dalam Rekonstruksi Pembakaran Rumah Wartawan, Diduga jadi Pelaku Utama
Hal itu dilakukan setelah Kodam I Bukit Barisan menyatakan telah memeriksa Koptu HB, yang disebut-sebut membuka lapak perjudian untuk operasional Batalyon 125 Si'Mbisa, Kodam I BB.
Kapendam I Bukit Barisan Kolonel Rico Siagian menyebut, personelnya tidak membuka perjudian seperti yang diunggah akun Facebook Rico Sempurna Pasaribu.
"Sudah diperiksa. Tidak benar buka lapak judi,"kata Rico melalui pesan singkat dilansir Tribun-medan.com kembali pada Minggu (14/7/2024).
Awalnya Kasus tewasnya Rico Sempurna dan tiga keluarganya dinyatakan meninggal dunia murni karena musibah kebakaran.
Hal tersebut disampaikan oleh Kapolres Tanah Karo, Kabid Humas Polda Sumut dan Kapendam I/BB.
Namun, Eva yang merupakan anak dari korban Rico Sempurna Pasaribu dan Ibu Kandung dari Louin Arlando Situngkir bersama keluarganya dan KKJ ( Komite Keselamatan Jurnalis) yang perduli terhadap permasalahan yang menimpa rekan rekan wartawan khusus Rico mencurigai jika matinya Rico, Istri, anak dan cucunya tidak meniggal karena kebakaran melainkan karena dibunuh.
Adapun kronologis kejadian tersebut pada tanggal 27 Juni 2024 pada pukul 03.00 dini hari, ketika para tersangka dengan kejinya membakar habis satu rumah yang juga menjadi lokasi usaha milik Almarhum Rico Sempurna Pasaribu.
RSP adalah seorang wartawan yang aktif meliput pemberitaan judi dan narkoba di Tanah Karo, yang satu minggu terakhir sebelum kematian RSP dan keluarga nya Rico giat memberitakan tentang bisnis Judi tembak ikan yang diduga dimiliki oleh Oknum anggota TNI yang beralamat di Jalan Kapten Bom Ginting Kabanjahe.
Pemberitaan tersebut gencar diberitakan oleh RSP secara terus menerus pada tanggal 21, 22 dan 23 Juni 2024 serta 26 Juni 2024 atau satu hari sebelum kematian RSP dan keluarga.
Dalam Pemberitaannya RSP juga menyebutkan alamat dan menampilkan foto lokasi perjudian tersebut.
Tidak hanya itu RSP juga langsung menyebutkan nama oknum TNI pemilik bisnis Judi bernama Koptu HB dan satuannya yakni Simbisa 125 Kabanjahe.
Bergulirnya kasus tersebut dan adanya hasil investigasi KKJ serta terus menerus menjadi pemberitaan baik nasional dan internasional membuka tabir apa yang sebenarnya terjadi terkait matinya Rico dan 3 orang anggota keluarganya.
Alhasil, Kapolda sumut dan Pangdam I/BB melakukan konperensi pers di polres tanah Karo pasca viralnya kasus Rico. Ternyata dalam konfrensi persnya sangat mengejutkan publik jika matinya Rico bukan karena kebakaran melainkan saat itu dibakar dan 2 pelaku telah ditangkap pihak kepolisian.
Eva dan KKJ masih tidak mempercayai jika pelaku yang membunuh ayah dan keluarga hanya 2 orang. Untuk mengungkapkan kasus tersebut eva memberikan kuasa kepada LBH Medan yang juga bagian dari team KKJ untuk membuka kasus ini secara terang benderang.
Dengan diberikannya kuasa, LBH Medan dan Eva melaporkan kejadian yang menimpa keluarganya ke Polda Sumut terkait dugaan tindak pidana pembunuhan berencana. Pasca pelaporan tersebut polda sumut kembali menangkap 1 orang pelaku yang disampaikan pihak polda sebagai orang yang memerintah 2 pelaku lainya untuk membakar rumah Rico.
Pasca ditangkapnya 3 Tersangka polda sumut dan polres tanah Karo melakukan rekonstruksi, dimana tiga adegan awal rekonstruksi menggambarkan secara jelas dan tegas jika Koptu HB menemui tersangka Bebas Ginting dan menunjukkan pemberitaan yang dibuat oleh RSP.
Serta dalam adegan tersebut jelas ada peran dan perintah Koptu HB kepada tersangka bilang untuk segera menjumpai Rico terkait pemberitaan yang dibuat Rico terhadap Koptu HB dan kesatuannya.
Hal tersebut jelas menjadi menunjukkan dugaan adanya keterlibatan Koptu HB terkait matinya Rico dan tiga orang keluarganya.
Pasca kejadian tersebut Eva dan LBH Medan juga telah melaporkan adanya dugaan keterlibatan Koptu HB ke PuspomAD, Komnas, KPAI di Jakarta. Serta membuat laporan di Pomdam I/BB. Yang hingga saat ini masih dalam penyidikan.
Tetapi sampai saat ini POMDAM I/BB menyatakan belum memeriksa Koptu HB sebagai tersangka bahkan tidak memeriksa tiga tersangka sipil yang menjadi eksekutor sama sekali.
Hal Ini menjadi preseden buruk dalam penegakan hukum bahkan menunjukkan praktek impunitas dari POMDAM I/BB yang tidak melakukan upaya apapun dalam mengungkap keterlibatan Oknum TNI tersebut.
Baca juga: Update Kasus Pembakaran Rumah Wartawan: LBH Medan Ungkap Chat Koptu HB dengan Pimpred Tribata TV
Eva, LBH Medan dan team KKJ secara tegas mengatakan 3 tersangka hanyalah by order. Maka Eva, LBH Medan dan KKJ menduga koptu HB terlibat atas Matinya Rico dan keluarganya.
Hal tersebut bukan tanpa alasa dimana penyebab matinya Rico dan keluarganya kerena adanya pemberitaan yang secara terus menerus terkait kepemilikan lokasi judi tembak ikan yang diduga milik Koptu HB. (*)