TRIBUNNEWS.COM - Terjadi kasus pencabulan yang membuat sebuah pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, porak-poranda dihancurkan warga.
Dilansir TribunBanten.com, pemilik ponpes berinisial K (41) ternyata telah melakukan pencabulan terhadap tiga santriwati.
Ketiga santriwati itu adalah M (22), SP (18), dan SL (16). Akibat perbuatan bejat K, SL hamil.
Kanit PPA Satreskrim Polres Serang, Ipda Sanggrayugo Widyajaya mengatakan, SP dan M dicabuli sejak tahun 2021-2022 sebanyak empat sampai lima kali.
Sementara itu, SL dicabuli pada tahun 2023 sebanyak tiga kali hingga hamil.
"Untuk korban ada 3 pengakuannya (pelaku), ada yang dua kali, ada yang tiga kali, dan ada yang sampai hamil, sempat juga dilakukan aborsi oleh inisial K," kata Sanggrayugo di Polres Serang, Senin (2/12/2024).
Sanggrayugo berujar, pelaku melakukan pencabulan dengan modus minta dibuatkan kopi, dipijat, dan pengobatan.
Menurutnya, para korban berani melaporkan hal itu pada hari Minggu (1/12/2024) kemarin, setelah sebelumnya bercerita dicabuli oleh K.
"Orang tuanya tidak terima hingga membuat laporan ke Polres Serang," ujar Sanggrayugo.
Warga Geruduk Pesantren
Diberitakan sebelumnya, warga menggeruduk pesantren milik K di Kecamatan Cikande.
Baca juga: Dilaporkan Cabuli Santriwati, Pimpinan Ponpes di Serang Sembunyi di Plafon Rumah
Situasi di pondok pesantren pasca-penggerudukan masih terlihat porak-poranda.
Aparat tampak berjaga di lokasi dan membersihkan puing-puing bekas amukan warga.
Ponpes yang memiliki gedung semi permanen untuk asrama putra dan putri ini terlihat berantakan.
Celana dalam putri hingga buku-buku kitab hingga Al-Qur'an berserakan di area ponpes.
Kapolsek Cikande, Kompol Andri Surya Kurniawan mengaku, sejak kemarin telah berjaga di lokasi ponpes untuk mencegah aksi brutal para warga.
"Kemarin setelah ustaz ditangkap warga langsung bubar, kita juga terus berjaga di sini untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan," kata Andri di lokasi, Senin.
Lebih lanjut, Andri mengaku tak menemukan barang-barang mencurigakan di ponpes, seperti jimat dan lainnya.
Di lokasi, hanya ditemukan foto-foto santriwati putri dan pakaian mereka.
"Kita tidak tahu apa yang namanya jimat dan wafak seperti apa," ungkapnya.
Adapun warga mengamuk di ponpes itu karena K diduga melakukan perbuatan cabul kepada SL hingga hamil.
Insiden tersebut terjadi pada Minggu kemarin sekitar pukul 13.00 WIB. Saat diamuk massa, K melarikan diri.
Namun, dirinya berhasil diamankan saat bersembunyi di plafon rumah orang tuanya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul: Terungkap! Pemilik Ponpes di Cikande Serang Cabuli 3 Santri Putri, 1 Hamil Lalu Diaborsi.
(Tribunnews.com/Deni)(TribunBanten.com/Engkos Kosasih)