News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Siswa SMK Ditembak Polisi

Kecewanya Keluarga Gamma ke DPR, Merasa Dibohongi karena Tak Dilibatkan RDP

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12/2024). - Kekecewaan tersebut karena pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI, digelar tanpa melibatkan keluarga korban.

TRIBUNNEWS.COM - Keluarga Gamma alias GRO (17), siswa SMK di Semarang, Jawa Tengah yang tewas ditembak polisi merasa kecewa terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

Kekecewaan tersebut karena Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI digelar tanpa melibatkan keluarga korban.

Sebenarnya, pihak keluarga korban sudah dijanjikan untuk mengikuti RDP melalui Zoom.

Namun, pada Selasa (3/12/2024), tautan Zoom tersebut tak bisa diakses.

Sontak, keluarga korban pun merasa kecewa hingga merasa dibohongi.

Demikian yang disampaikan Subambang, juru bicara keluarga GRO.

"Pokoknya DPR itu bohong. Kami terus terang kecewa," ujarnya, dikutip dari TribunJateng.com.

Subambang menuturkan, pihaknya sebelumnya sudah mengirim surat ke Komisi III DPR RI untuk meminta permohonan hadir dalam RDP.

Namun, rencana tersebut dibatalkan secara sepihak dan sebagai gantinya, keluarga korban diizinkan untuk mengikuti secara daring.

Ia mengaku, pihaknya telah menyiapkan bantahan untuk klarifikasi ke polisi.

Karena tak bisa masuk, pihak keluarga hanya bisa menyaksikan RDP melalui televisi.

Baca juga: Keluarga Gamma Kecewa Tak Diberi Akses Ikut RDP Kasus Penembakan: DPR Bohong, Kami Kecewa!

"Kami sudah siapkan bahan bantahan untuk klarifikasi ke polisi. Tapi karena tidak bisa masuk, kami hanya bisa melihat RDP lewat televisi," ungkapnya.

Subambang mengatakan, pihak keluarga menganggap RDP berjalan berat sebelah dengan narasi yang lebih menonjolkan kasus tawuran dibandingkan penembakan.

"Sebetulnya tawuran itu masalah kecil, malah diblow-up besar. Yang seharusnya diangkat adalah peristiwa penembakan," tegas Subambang.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini