TRIBUNNEWS.COM - Tabiat I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung (21) diungkap oleh pihak kampus tempat dirinya berkuliah.
Diketahui, Agus Buntung merupakan pemuda tuna daksa dari Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang ditetapkan menjadi tersangka atas kasus pelecehan seksual terhadap sejumlah perempuan.
Adapun tabiat Agus Buntung tersebut diungkap oleh dosen pembimbing akademiknya, I Made Ria Taurisia Armayani.
Dikutip dari Kompas.com, Ria merupakan korban dari Agus Buntung tersebut lantaran dilaporkan ke Dinas Sosial (Dinsos).
Oleh Agus Buntung, Ria dituduh tidak menginginkan yang bersangkutan untuk kuliah. Padahal, dirinya tidak pernah melakukan hal tersebut.
"Agus ini berbohong. Saya selaku dosen PA dianggapnya tidak menginginkan dia kuliah padahal tidak dalam cerita konteks itu," jelasnya.
Ria menjelaskan permasalahan sebenarnya adalah Agus Buntung menunggak Uang Kuliah Tunggal (UKT) meski dirinya merupakan penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K).
Dengan keadaan itu, Ria mencoba membantu dengan membuka kembali sistem pembayaran yang sudah ditutup agar Agus Buntung bisa membayar UKT.
Adapun sistem tersebut dibuka selama tiga hari oleh Ria. Namun, dalam kurun waktu tersebut, Agus Buntung tidak kunjung membayar UKT.
"Saya telepon ibunya ataupun Agus selama tiga hari waktu itu. Ternyata, tidak ada upaya dari AG maupun ibunya untuk membayar," jelasnya.
Kemudian, Agus Buntung justru meminjam uang ke Ria untuk membayar UKT.
Baca juga: TERKUAK Siasat Licik Agus Buntung Saat akan Melecehkan hingga Bikin Korban Tidak Melawan dan Pasrah
Hanya saja, Ria enggan untuk meminjamkan karena dinilai percuma lantaran sistem pembayaran sudah ditutup kembali.
Akibatnya, Agus Buntung pun tidak bisa kembali membayar UKT dirinya. Dari permasalahan inilah, Agus Buntung justru melaporkan Ria ke Dinsos.
Ria menjelaskan beasiswa yang diterima Agus Buntung tidak dipergunakan dengan semestinya.
Adapun, tiap tahunnya, Agus Buntung menerima uang beasiswa sebesar Rp 13 juta.
"Sedangkan dia membayar UKT Rp 900.000 per semester," kata Ria.
Tak sampai di situ, Ria juga menyebut Agus Buntung kerap memanipulasi absensi kuliah.
Bahkan, Agus Buntung disebut tidak pernah masuk kelas tetapi berdasarkan catatan absensi, dia selalu mengikuti kegiatan kuliah.
Ria pun mengaku tidak kaget ketika Agus Buntung saat ini menjadi perbincangan publik lantaran ditetapkan menjadi tersangka pelecehan seksual.
"Saya sayangkan, iya. Tapi saya juga tidak kaget karena ini bukan kali pertama AG membuat ulah," ujarnya.
Korban Agus Buntung 13 Orang, Ada yang Diduga Sampai Hamil
Korban pelecehan seksual oleh Agus Buntung terus bertambah. Terbaru, ada 10 orang yang melaporkannya ke polisi.
Sebelum itu, sudah ada tiga korban yang lebih dulu melapor.
Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) NTB, Joko Jumadi menuturkan ada tiga korban yang masih di bawah umur.
"Dari yang sudah di-BAP (berita acara pemeriksaan) di penyidikan kepolisian itu tiga orang, ditambah yang baru sampaikan ke kami itu 10 orang, jadi totalnya 13 orang," kata Joko.
Terkait hal itu, Joko mengatakan pihaknya juga menyerahkan penanganan laporan kepada Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Mataram.
Jika terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap anak, maka Agus Buntung terancam terjerat pasal tambahan.
"Apakah nanti ini akan masuk satu perkara atau laporan baru, ini yang masih jadi persoalan."
"Kalau yang berstatus anak-anak, kemungkinan akan ada laporan baru karena pasal yang diancamkan berbeda," lanjut Joko.
Baca juga: DPR Ingatkan Polisi Tak Buru-buru Simpulkan Perkara Agus Buntung di NTB: Jangan Terpengaruh
Joko menjelaskan pelecehan seksual yang dilakukan Agus Buntung diduga sudah dilakukan sejak 2022 hingga sekarang.
Dia mengatakan, berdasarkan keterangan dari para korban, Agus Buntung memiliki modus dengan melakukan intimidasi.
Adapun oleh Agus, para korban diajak komunikasi untuk menceritakan masa lalunya hingga membuat psikis korban terancam.
"Korban menyampaikan, semuanya modusnya sama, (pelaku) memanipulasi keadaan. Yakni mengambil informasi dari korban, kemudian informasi yang sifatnya rahasia dan keadaan tertentu dari korban yang bisa dimanfaatkan sebagai alat untuk itu (pengancaman guna pelecehan)," jelas Joko.
Tak hanya itu, Joko juga mendengar isu ada satu korban Agus Buntung yang diduga sampai hamil.
"Itu satu korban anak yang kami belum bisa konfirmasi, kami belum bisa menemukan korbannya (ada korban anak isunya dihamili Agus)," sambung Joko.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Theresia Fellisiani)(Kompas.com/Lalu Muammar Qadafi)