"Orang bekerja kalau jauh dari keluarga itu kan setelah lama inginnya dekat dengan keluarga, anak saya juga butuh pendampingan," ujarnya.
Dia mengaku mulai mengajukan mutasi untuk pindah mengajar sejak tahun 2018 lalu.
Namun, permohonan itu ditolak karena tidak ada guru yang menggantikan posisinya di SMP Negeri 2 Plaosan, Magetan.
Tak menyerah, Andrianto kembali mengajukan mutasi dan tidak disetujui karena regulasi posisi pengganti itu.
Baca juga: Viral Ibu Kantin Rusak Dagangan Siswi MTs di Brebes, Pelaku Kerap Ancam Siswa, Kepsek Angkat Bicara
"Kalau total mengajukan mutasi dari Magetan 3 kali, dari Wonogiri 2 kali. Jadi total 5 kali," katanya.
Bulan Juli 2024, pengajuan mutasinya mulai diterima karena saat itu ada guru yang akan menggantikan posisinya.
"Setelah diterima berkasnya harus naik ke Gubernur, Kemendagri dan BKN alurnya. Lalu akhir Oktober dapat SK, di SK dinyatakan saya pindah per 1 November, itu jadi acuan secara birokrasi," katanya.
Penuhi nazar
Andrianto mengatakan, ketika proses mutasinya berjalan, ia pernah bernazar di hadapan rekan-rekan guru.
Dia mengatakan, akan berjalan kaki lintas provinsi Jawa Timur ke Jawa Tengah jika permohonan mutasinya disetujui.
Aksi jalan kaki lintas provinsi dilakukannya dari SMP Negeri 2 Plaosan sampai ke Wonogiri, tepatnya di Kecamatan Puhpelem.
Jaraknya kurang lebih 15 kilometer dan melintasi 8 desa.
"Perjalanan 5 jam dari Puhpelem ke rumah lanjut menggunakan motor. Jadi jalan kaki dari Jawa Timur ke Jawa Tengah," katanya.
Baca juga: Viral Oknum Perguruan Silat Asal Banten Aniaya 7 Satpam Kebun Raya Bogor, Paksa Masuk saat Jam Tutup
Nazar itu dilakoninya pada 31 Oktober 2024 lalu, tepat hari terakhir Andrianto mengajar di SMP Negeri 2 Plaosan.