Mengutip Tribun-Timur.com, dalam mesin ATM terdapat sensor khusus yang akan otomatis menolak uang palsu.
"Untuk ATM setor tunai paling susah dimasukin (uang palsu) karena selain kontrol manusia, juga ada kontrol sensor jadi ketolak," jelasnya.
Lantas bagaimana cara membedakan uang asli dan uang palsu?
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI), Rezki Ernandi Wimanda, ada 11 unsur pengamanan pada uang yang beredar di masyarakat.
"Sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, BI adalah satu-satunya lembaga yang berwenang mengelola uang," ujar Rezki saat konferensi pers terkait sindikat uang palsu yang digelar di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024), dikutip dari Kompas.com.
Ia menilai peredaran uang palsu memang layaknya gunung es yang tak terlihat hanya di permukaan.
"Yang terlihat hanya permukaannya, tetapi yang beredar mungkin sudah banyak. Kita tidak tahu," ucapnya.
Rezki menjelaskan bahwa unsur pengaman pada uang rupiah meliputi bahan kertas khusus dengan tanda air (watermark), electrotype, benang pengaman (security thread), kode tunanetra (blind code), tinta yang berubah warna (optical variable ink), dan tulisan mikro (microtext).
"Kemudian ada pencetakan kasar sehingga, jika diterawang, elemen-elemen pengaman tersebut saling melengkapi," jelasnya.
Selain itu, nomor seri pada uang rupiah asli selalu berbeda satu sama lain.
"Jadi, kalau diterawang, dilihat, atau diraba, uang asli dan palsu bisa dibedakan," tambahnya.
Apa Itu Dilihat, Diraba, Diterawang?
Dikutip dari Bank Indonesia, mengenali ciri-ciri uang palsu dapat menggunakan tiga langkah dilihat, diraba, diterawang.
8 Cara Cek Keaslian Uang Pecahan Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000
Dilihat:
- Gambar utama terlihat
- Nominal pecahan terlihat.
- Benang pengaman asli terlihat.
- Logo BI dengan tinta yang berubah warna ada.
Diraba:
- Bagian-bagian tertentu terasa kasar
- Terdapat kode tunanetra (blind code)
Diterawang:
- Tanda air (watermark) dan electrotype ada.
- Gambar saling isi (rectoverso) terlihat