“Istilahnya ini kegiatan santri yang memiliki kecenderungan ingin mendapatkan pendidikan tambahan bahasa Inggris di Pare,” tuturnya.
Para siswi telah mengajukan izin ke pihak ponpes sebelum berangkat dari Bogor ke Kediri.
Pihak ponpes kemudian memfasilitasi dengan menyewakan bus.
“Jadi, anak-anak kami ini mengikuti program sukarela. Jadi ini sifatnya sukarela, tidak diwajibkan dan pilihan bagi anak-anak,” terangnya.
Baca juga: 14 Siswa SMP IT Darul Quran Bogor yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Malang Sudah Dipulangkan
Ia menambahkan para siswi yang ikut ke Kediri duduk di bangku kelas 7 sampai 9 SMP.
“Untuk itu tidak bisa kita sampaikan (sampai kapan program belajar bahasa Inggris). Saat ini kami fokusnya untuk penanganan anak anak dan teman-teman di RS,” lanjutnya.
Kronologi Kecelakaan
Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis, mengatakan sopir bus menjadi salah satu dari empat korban meninggal dunia.
Kecelakaan berawal ketika truk bermuatan pakan mundur tak terkendali karena tak kuat menanjak.
Tabrakan tak terhindarkan lantaran bus melaju dengan kecepatan tinggi tepat di belakang truk.
“Sopir bus berada di bagian depan kendaraan yang mengalami kerusakan paling parah. Kondisinya sangat fatal akibat benturan keras,” ungkapnya, Senin, dikutip dari SuryaMalang.com.
Sebanyak 45 korban luka-luka telah dievakuasi ke 4 rumah sakit berbeda di wilayah Malang hingga Pasuruan.
Baca juga: Kondisi SMP Darul Quran Mulia Bogor Serpi Usai Rombongan Pelajarnya Kecelakaan Bus di Malang
"Kondisi korban luka beragam, dari ringan hingga berat. Fokus kami saat ini adalah keselamatan dan perawatan para korban,” tandasnya.
AKBP Putu Kholis, menjelaskan truk melaju dari arah Surabaya menuju ke Malang dan sempat berhenti di bahu jalan karena tidak kuat menanjak.
"Kita lihat kontur jalannya menanjak dan menikung, kendaraan truk bermuatan pakan ternak tidak kuat menanjak dan berhenti di bahu jalan."