TRIBUNNEWS.COM -- Dumaria Simangunsong menangis meratapi nasib yang dialami suaminya Budianto Sitepu alias BS (42).
BS yang keluar rumah dalam keadaan sehat pada Selasa (24/5/2024), pulangnya telah menjadi mayat.
Pria warga warga Desa Sei Semayang, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang tersebut tewas diduga dianiaya sesama tahanan.
Baca juga: Sosok Dokter di Medan Pelaku Penganiayaan Penjual Roti Bakar, Sempat Viral Cekcok di Parkiran RS
Sang istri yang sempat diberitahu bahwa istrinya masuk rumah sakit setelah kabar sebelumnya ditahan polisi sempat kebingungan hingga akhirnya bisa menemukan jasad sang suami di Rumah Sakit Bhayangkara, Medan, Kamis (26/12/2024).
Ibu lima orang anak itu sangat terpukul, niatnya ingin menjenguk suaminya yang disebut sakit usai dua hari ditahan di Polrestabes Medan berakhir kepedihan.
Dikutip dari Tribun Medan, di depan ruang jenazah RS Bhayangkara, Dumaria tertegun. Tampak wajahnya pucat sambil terus meneteskan air mata.
Dia mengatakan, hari itu berencana menemui suaminya yang ditahan polisi.
Namun dia mendapat kabar bila Budianto tak lagi berada di tahanan Polrestabes Medan dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara karena sakit.
"Semalam saya ke sana Polrestabes Medan mau melihat. Gak boleh. Makanan yang saya bawa aja yang dikasihkan. Saya minta tolong mau melihat aja dari jauh sebentar aja gak boleh. Besok aja katanya kalau mau," kata Dumaria, Kamis (26/12/2024).
"Pas saya datang ke Polrestabes Medan (hari ini) , minta tolong saya untuk melihat suami gak boleh juga. Terus diberitahu bila suami saya ada di rumah sakit, sakit katanya begitu,"
Mendapatkan kabar suami masuk rumah sakit, Dumaria semakin khawatir. Dia buru-buru ke Rumah Sakit Bhayangkara.
Baca juga: Wanita Tanggamus Lampung Diamankan Usai Menganiaya, Korban Ternyata Istri Selingkuhan Tersangka
Tanpa tahu pasti keberadaan sang suami, Dumaria menyisir ruang perawatan di rumah sakit milik Polri itu.
Pertanyaan Dumaria soal keberadaan sang suami juga tak dijawab oleh petugas rumah sakit Bhayangkara yang dia temui.
Getirnya lagi saat mencari suaminya, Dumaria berpapasan dengan petugas rumah sakit yang mendorong ranjang jenazah.
Seperti punya feeling, dia melihat wajah jenazah yang diboyong petugas kamar jenazah mirip suaminya.
"Jadi ini kami sendiri yang datang kemari lihat. Kami minta tolong sama pihak RS Bhayangkara itu pun tidak boleh," kata Dumaria.
"Hanya pas lewat saja saya nampak seperti suami saya digotong pakai tempat jenazah. Saya lihat wajahnya iya itu suami saya. Udah meninggal," lanjutnya.
Melihat sang sang suami tak bernyawa Dumaria histeris dan merasa terpukul. Suaminya yang dia lihat sehat dua hari lalu kini terkulai kaku.
Tangannya dan mulutnya diperban. Wajah penuh bekas lebam, begitu juga dada, kaki dan bahunya.
"Saya lihat udah lebam-lebam, badan biru-biru, dadanya juga. Di rumah sakit (meninggalnya). Saya gak tahu di mana suami saya dipukuli. tapi kondisi suami saya waktu dibawa ke Polres gak begitu, sehat setelah meninggal saya lihat semuanya lebam-lebam, biru," kata Dumaria haru.
Ditangkap Polisi
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan, Budianto Sitepu (BS) salah seorang tahanan di Polrestabes Medan yang meninggal dunia ditangkap karena melakukan pengancaman dan kekerasan terhadap personel kepolisian.
BS meninggal di rumah sakit.
Selain BS, polisi juga mengamankan D dan G, pada Rabu (25/12/2024) dini hari.
"Sebelumnya saya mengucapkan dukacita dan bela sungkawa dari Polrestabes Medan atas meninggalnya salah seorang yang kemarin kita amankan atas nama BS.
Dan yang ingin saya tegaskan adalah beliau tidak meninggal di dalam tahanan, di dalam sel, atau di kantor polisi. Beliau meninggal di rumah sakit pada hari Kamis jam 10.34 WIB," kata Gidion, Kamis (26/12/2024).
Gidion mengungkap bila BS dibawa ke rumah sakit pada Rabu, sekitar pukul 15.05 WIB.
"Setelah sebelumnya mendapatkan perawatan, dibawa di rumah sakit itu pada hari Rabu pukul 15.05 WIB dan saya sudah lihat CCTV nya yang bersangkutan mengalami luka-luka di dalam ruang penitipan sementara," lanjutnya.
Kronologi Penangkapan
Gidion menceritakan awal penangkapan terhadap BS dan dua lainnya.
Saat itu salah seorang personel Polrestabes berinisial ID sedang berada di rumah keluarganya yang ada di Desa Semayang, Kabupaten Deli Serdang.
Sementara BS dan dua lainnya dalam kondisi mabuk sedang berada dalam sebuah warung tuak di sana.
Karena suara musik terdengar keras, personel kepolisian berinisial ID mendatangi BS.
Namun BS dan rekannya tak senang hingga terjadi cekcok antara ID dan BS.
"Pengancaman kemudian dengan kekerasan. Yang bersangkutan mabuk dan kita pada waktu itu anggota saya ini ada di depan rumah mertuanya.
Kebetulan di depan ada kedai tuak. Ya memang dalam kondisi mabuk dan musiknya kencang mengganggu tetangganya.
Kebetulan tetangganya sepuh, dan pada saat itu momen malam natal, maka situasi dan dinamika pada malam itu mungkin kita gak merasakan," kata Gideon.
"Karena tadi ditegur dan kemudian dia tidak senang, kemudian anggota menyampaikan tegurannya. Pak BS ini mengancam memanggil teman-temannya," ujarnya.
Atas kasus itu Polrestabes Medan sedang memeriksa 6 personel kepolisian yang terlibat penangkapan BS.
Soal dugaan kekerasan di dalam sel tahanan Polrestabes Medan Gideon mengatakan masih melakukan pendalaman.
"6 orang sudah diperiksa saat ini. Dan masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut atas kasus ini," tutup Gidion.
Ihwal Kasus Penangkapan
Dumaria tak tahu pasti mengapa suaminya ditahan polisi. Sepucuk surat pemberitahuan juga tak diberikan kepada keluarga atas penangkapan Budianto dan dua orang rekannya.
Namun sebut Dumaria, pada malam kejadian suaminya sedang minum-minum sambil menghidupkan musik di sekitar rumahnya.
"Setahu saya, karena saya tak ikut, awalnya mereka buat acara minum minum pada tanggal 24 Desember malam. Karena mereka musik-musikan sampai malam, terganggulah masyarakat di situ," kata Dumaria.
Dari situ, polisi kemudian mendatangi Budianto yang saat itu bersama sejumlah rekannya.
Dumaria mengatakan sempat terjadi perdebatan antara suaminya dan polisi sebelum tiga orang diamankan ke Polrestabes.
Ketiga orang yang diamankan antara lain Budianto, Dedy Pasaribu dan Girin.
"Sekitar jam 11 malam lah kejadian itu. Cuman saya tahu jam 1 suami saya sudah ditangkap. Sebenarnya gara-gara ributnya, dipengaruhi minuman keras. Jadi saya tahu suami saya ditangkap dari anggota dan kawan-kawannya. Dari polisi enggak ada (diberitahu)," lanjutnya.
Dumaria mengatakan sebelum ditahan polisi sang suami dalam kondisi sehat. Dia pun yakin suaminya dianiaya saat berada di tahanan polisi.
"Saya gak tahu di mana suami saya dipukuli. tapi kondisi suami saya waktu dibawa ke Polres gak begitu sehat. Setelah meninggal saya lihat semuanya lebam-lebam, biru," ujarnya.
Merasa janggal dengan kematian sang suami, Dumaria pun berharap agar kematian suaminya untuk diungkap.
"Saya minta seadil-adilnya. karena suami saya pas dibawa baik-baik aja. tapi kenapa pas meninggal suami saya dalam kondisi lebam-lebam biru biru?."
(cr17/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul KRONOLOGI Penangkapan Budianto, Tahanan Tewas di Medan, Lakukan Pengancaman dan Kekerasan ke Polisi