TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Pengacara Rudi S Gani tewas ditembak orang tak dikenal di rumahnya di malah tahun baru, Selasa (31/12/2024) sekira pukul 22.30 WITA.
Diduga pria bermobil mendatanginya lalu melepaskan tembakan.
Saat itu Rudi S Gani tengah berkumpul bersama keluarganya di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Rudi mengalami luka fatal akibat dua peluru yang bersarang di wajah dan dada.
Jelang Lamaran Anak
Kepergian Rudi S Gani menyisakan duka mendalam bagi seluruh keluarganya.
Salah satu kabar yang mengharukan datang dari anak ketiga Rudi.
Rencananya anak Rudi S Gani akan menggelar acara lamaran pada 5 Januari 2025.
Hal itu diungkap saudara korban yakni Mahir Gani saat ditemui di rumah duka, Jl Kelurahan, lorong 6, Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Rabu (1/1/2025) malam.
Mahir mengatakan, Rudi S Gani sempat memberitahukan bahwa putrinya akan dilamar pada 5 Januari.
"Dia berbicara kepada saya dan memberikan amanah agar saya menjadi juru bicara untuk berbicara dengan wali laki-laki nantinya," katanya.
Rudi S Gani diketahui memiliki empat anak, dua laki-laki dan dua perempuan.
Mahir sangat bersedih atas kejadian tersebut.
Namun dirinya tetap percaya bahwa pihak kepolisian akan menyelidiki kasus ini dengan profesional.
"Tentu saya sangat bersedih dengan kejadian ini, tapi saya percaya pihak kepolisian akan mengusut kasus ini sampai tuntas," jelasnya.
"Saya yakin pihak Polri akan profesional dengan kasus ini," tambahnya.
Diduga Pembunuhan Berencana
Pakar Kriminologi dari Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Heri Tahir menyebut penembakan yang menewaskan pengacara Rudi S Gani merupakan pembunuhan berencana.
"Kalau dilihat dari sisi kriminolog itu ini merupakan pembunuhan berencana dan struktur," ujar Heri saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com via telepon selular, Kamis (2/1/2024).
"Sudah lama diincar dan ikuti dan bisa jadi juga dilakukan oleh orang yang profesional karena melihat dari sisi penembakannya dia tahu titik vital seseorang," sambungnya.
Ia menyebutkan pelaku pembunuhan lebih dari satu orang.
"Kalau yang mengeksekusinya itu satu orang tapi yang terlibat dalam proses penembakan itu lebih dari satu orang," bebernya.
Selain itu ia menyebutkan profesi pengacara sangat rawan akan tindakan kriminal.
"Jadi memang harus dicari tahu semua dulu kasus-kasus apa saja yang pernah ditangani, karena kan profesi pengacara ini rawan terjadi kriminal," jelasnya.
"Apalagi saya baca juga kasus yang paling banyak ditangani itu masalah perdata, itukan sensitif sekali, pidana juga sensitif," ucapnya.
Selain itu ia mengapresiasi kinerja pihak kepolisian terkait dengan kasus penembakan yang terjadi di Bone.
Pelaku Diduga Bawa Mobil
Terduga pelaku diketahui tiba di lokasi menggunakan satu unit minibus dan langsung melarikan diri setelah menembak korban.
Hj Maryam istri Rudi S Gani bersama suaminya saat penembakan terjadi.
Maryam juga mengungkapkan bahwa sebelum kejadian, sebuah minibus berhenti di depan rumahnya tanpa mematikan mesin.
Seorang pria tampak mendekati korban sebelum suara tembakan terdengar.
"Agak gelap di sekitar rumah karena ada mobil parkir dan lampu depannya tetap menyala, jadi agak gelap di bagian belakang mobil. Saya sempat lihat ada pria masuk tapi agak samar dan saya tidak terlalu perhatikan wajahnya," jelasnya.
Sementara itu, Iptu Rayendra Muhtar, Kasi Humas Polres Bone, membenarkan informasi mengenai mobil yang berhenti di depan rumah korban.
"Ada satu unit mobil yang parkir di depan rumah korban dan langsung tancap gas saat terdengar suara letusan," kata Rayendra saat dihubungi melalui telepon.