TRIBUNNEWS.COM - Sindikat produksi uang palsu di perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan punya cara tersendiri untuk menyembunyikan praktik ilegal mereka.
Meski dilakukan di lingkungan kampus, produksi uang palsu UIN Makassar tak tertangkap pengawasan petugas keamanan.
Dalam kasus produksi uang palsu ini, polisi telah menetapkan 19 orang tersangka termasuk pengusaha Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) dan Mantan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Andi Ibrahim.
Untuk diketahui, produksi uang palsu di Perpustakaan Syekh Yusuf Kampus II UIN Alauddin Makassar, dimulai pada September 2024.
Sebelumnya, uang palsu sudah diproduksi Annar di rumahnya di Jalan Sunu 3, Makassar.
Direncanakan sejak 2010, sindikat uang palsu Annar Cs mulai beroperasi pada 2022 lalu, dan baru terbongkar pada akhir 2024 ini.
Hingga akhirnya terungkaplah cara-cara sindikat produksi uang palsu yang didalangi Annar bisa lolos dari petugas keamanan kampus.
Rupanya, produksi uang palsu dilakukan di siang hari saat jadwal perkuliahan.
Andi Ibrahim memberi jadwal kerja kepada Syahruna, operator mesin pabrik uang palsu.
Baca juga: Terbaring Sakit, Annar Salahuddin Otak Uang Palsu UIN Makassar Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara
Malam dihindari mencetak uang palsu agar tidak ketahuan.
Andi Ibrahim memilih jadwal siang hari agar tidak ketahui Rektor UIN Alauddin Prof Hamdan Juhannis ataupun petugas keamanan kampus.
Di Kampus, Andi Ibrahim menjabat Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.
Ruang perpustakaan dijadikan sebagai tempat percetakan uang palsu.
Hal tersebut dibongkar oleh Syahruna, seorang tersangka kasus pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar.