Polisi masih memburu pemasok amunisi yang telah diketahui identitasnya.
"Amunisi yang ada di depan rekan-rekan merupakan pabrikan, yang diduga didapat dari rekannya, yang ini sedang masih dalam pencarian sosok pelakunya. Iya pasti dia dapat ilegal."
"Masih kami selidiki profil yang sebenarnya siapa. Untuk nama masih kami rahasiakan," tegasnya.
Penangkapan Yuni Enumbi
Kapolda Papua, Irjen Patrige R. Renwarin, mengatakan senjata api dibeli langsung oleh Yuni dan diselundupkan menggunakan kapal laut.
Setiba di Papua, senjata beserta amunisi disembunyikan dalam kompresor dan dibawa melalui jalur darat.
Baca juga: Warga Bojonegoro Jadi Pemasok Senjata Yuni Enumbi untuk KKB Papua, Sekali Transaksi Rp 1,3 Miliar
“Enam senjata api dan ratusan amunisi ini dimasukkan ke dalam kompresor, sehingga mudah diselundupkan oleh pelaku yang merupakan jaringan KKB wilayah Puncak Jaya,” ujarnya, Sabtu (8/3/2025).
Ia menambahkan senjata api dibeli dalam keadaan baru dan dirakit sendiri oleh pelaku.
“Pengiriman senpi dan amunisi ini memang sangat rapi, di mana barang buktinya dimasukkan dalam kompresor, sehingga sulit untuk diungkap,” lanjutnya.
Petugas kemudian membawa kompresor ke kantor polisi dan membukanya menggunakan pemotong besi.
Senjata api yang ditemukan dalam kompresor diduga buatan PT Pindad (Persero).
“Kalau dari sisi fisiknya, senpi sudah jelas tertulis dan ini sudah disamakan dan disesuaikan dengan senjata keluaran Pindad,” sambungnya.
Penyidik akan membawa senjata api ke Laboratorium Forensik untuk ditelusuri pembuatnya.
“Untuk mengecek kepastiannya, tentu kita akan ke Laboratorium Forensik dan akan disesuaikan dengan hasil Labfor,” tandasnya.
Menurutnya, petugas telah mendengar informasi pergerakan senjata ilegal sejak awal Maret 2025.
Baca juga: Terima Rp1,3 M dari Yuni Enumbi Pecatan TNI, Warga Bojonegoro Jadi Pemasok Senjata KKB Papua