"Sudah kita autopsi, sudah kita ambil semua dan kita lihat. Nanti dia dirangkum semua ya," bebernya, Minggu dikutip dari TribunMedan.com.
Hasil autopsi akan keluar dua pekan kedepan untuk mengungkap penyebab kematian korban.
"Kan dia sudah dikubur, kita lihatlah nanti. Ada memang seperti warna kemerahan gitu ya. Tapi, belum bisa kita simpulkan karena harus ada pemeriksaan tambahan," lanjutnya.
Sementara itu kuasa hukum keluarga korban, Chrisye Sitorus, menyatakan ada dokter independen yang dihadirkan untuk mengawal proses ekshumasi.
Baca juga: Babak Baru Siswa SMA Diduga Tewas usai Ditendang Polisi, Polres Asahan Bentuk Tim Khusus
"Kami menghadirkan dokter ini diharapkan menjadi pembanding dari dokter yang kita hadirkan dan juga dari dokter yang dihadirkan pihak kepolisian," tuturnya.
Menurutnya, kematian Pandu janggal karena tak memiliki riwayat penyakit.
"Karena sebelumnya, dia ini sehat. Tiba-tiba meninggal dunia. Kami merasa ada kejanggalan atas kematian korban," tandasnya.
Sosok Korban
Berdasarkan keterangan dokter, Pandu mengalami luka bocor di lambung akibat pukulan benda tumpul.
Kerabat korban yang enggan disebut identitasnya mengatakan Pandu mengaku ditendang dua kali oleh oknum polisi.
"Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong. Kemudian, ada polisi dua sepeda motor ngejar bubarkan balap itu."
"Karena kewalahan, mereka satu sepeda motor tarik lima," bebernya, Selasa (11/3/2025).
Baca juga: Polres Asahan Bentuk Tim Khusus, Selidiki Kematian Siswa yang Diduga Dianiaya Polisi
Korban dianiaya setelah kejar-kejaran dengan oknum polisi menggunakan sepeda motor.
"Setelah dikejar, satu orang lompat kemudian lari. Lepas dari kejaran polisi. Saat korban yang lompat, terjatuh dan pengakuan korban saat itu langsung ditendang sebanyak dua kali," lanjutnya.
Korban kemudian dibawa ke Polsek Simpang Empat dan dijemput keluarga karena mengalami sakit.