TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika pada usia 15 tahun remaja di Jakarta hanya sibuk main ke mall. Tidak dengan anak desa di Aceh Nauval Raziq yang sejak sekolah dasar sibuk melakukan penelitian sampai saat ini.
Setelah hampir tiga sampai empat tahun meneliti sumber listrik akhirnya dia berhasil menemukan sumber listrik dari pohon kedondong pagar.
Naufal, kini tengah mengembangkan penemuannya itu disebuah labolatorium yang disediakan oleh PT Pertamina EP Aset I Field Rantau.
Naufal, 15 tahun menceritakan bahwa temuan energi listrik dari pohon kedondong yang biasa menjadi pagar halaman rumah warga di Langsa itu cara kerjanya atau proses mendapatkan listriknya sangat sederhana, dengan rangkaian yang terdiri atas pipa tembaga, batangan besi, kapasitor dan dioda.
Temuan Naufal menghasilkan daya sebesar 0,5-1 Volt per elektroda yang dipasang pada rangkaian pohon kedondong.
Baca: Duh! Naufal Bocah Penemu Listrik dari Pohon Kedondong Akan Dibajak Ilmuwan Jerman
Menurut dia, arus listrik yang dihasilkan sangat bergantung kepada kadar keasaman pohon.
Melalui beberapa evaluasi dan perbaikan, pohon listrik itu telah menerangi puluhan rumah di Tampur Paloh, Kecamatan Simpang Jernih, Langsa untuk pencahayaan lampu malam hari.
"Saya senang sekali dan bangga penemuan saya bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitar," ujar Naufal yang mengidolakan Mantan Presiden BJ Habibie dan penemu lampu pijar, Thomas Alva Edison, ini.
Naufal mengaku proses penemuan energi listrik dari pohon kedondong cukup lama. Itu berawal saat dia mempelajari ilmu pengetahuan alam dan membaca bahwa buah yang mengandung asam bisa menghantarkan listrik.
Baca: Naufal, Bocah Penemu Listrik dari Pohon Kendondong Ingin Kuliah di ITB dan Jadi Ilmuwan
“Saya juga uji coba pada buah kentang. Setelah itu, saya berpikir lagi,kalau buahnya mengandung asam berarti pohonnya juga mengandung asam. Akhirnya saya mulai melakukan eksperimen,” ujarnya saat ditemui di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (10/5/2017).
Awalnya, Naufal melakukan eksperimen pada pohon mangga dan ternyata tidak layak. Setelah itu, dia mencoba jenis pohon lainnya. “Akhirnya saya menemukan kedondong pagar yang kadar asam atau getahnya mampu menghantarkan listrik,” katanya.
Naufal mengaku, pengetahuan yang dimiliki tidak hanya dari sekolah, namun juga adanya dukungan sang ayah yang sangat membantu dalam percobaannya tersebut.
“Kebetulan ayah bekerja di bidang elektronika. Sedikit banyak saya tahu alat-alat elektronik,” katanya.
Baca: Naufal, Penemu Tenaga Listrik dari Pohon Kedondol: Cara Kerjanya Mirip Solar Cell
Supriaman, ayah Naufal, mengatakan saat ini sejumlah pihak menjajaki kerja sama dalam pengembangan energi pohon listrik yang dikembangkan Naufal.
Namun, menurut Supriaman, pihaknya mengembalikan persoalan tersebut kepada PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero).
“Kalau mau kerja sama dengan Naufal, silakan berbicara dengan Pertamina EP karena aktivitas Naufal terkait pohon listrik ini juga berkat bantuan dari Pertamina EP Aset I Field Rantau,” ujarnya.
Muhammad Baron, Manajer Humas Pertamina EP, mengatakan Pertamina EP Aset I Field Rantau membantu pengembangan energi listrik dari pohon kedondong menuju skala yang lebih besar, terutama untuk menerangi kampungnya yang memang belum tersentuh jaringan listrik.
Apalagi, Naufal memang berasal dari Tampur Paloh, dusun yang jauh di pedalaman pelosok Aceh.
Menurut Baron, kisah Naufal adalah kisah sukses sinergi antara Pertamina dan masyarakat dalam menciptakan inovasi yang memberikan solusi bagi permasalahan yang ada, yang perlu dicontoh oleh daerah-daerah lain di Indonesia.
“Naufal ini discovery untuk bangsa. Kami akan mendukung apabila muncul Naufal-Naufal lain dari wilayah kerja Pertamina EP lainnya demi kemandirian energi nasional,” katanya.
Saat ini Nauval memiliki labolatorium untuk mengembangkan temuannya tersebut. Lokasinya 30 kilometer dari rumahnya. Lokasi labolatorium tersebut berada di kantor Pertamina EP Rantau Aceh.
Reporter: Azis Husaini