TRIBUNNEWS.COM - Ini fakta yang sudah diungkap pada 2014 di jurnal Nature Chemical Biology. Walau terkesan sudah lama, fakta ini tetap menarik.
Banyak bakteri dikenal menghasilkan senyawa bermanfaat baik untuk membantu pengolahan pangan ataupun obat.
Tapi sejauh ini, baru dua jenis bakteri yang dikenal bisa mengubah racun menjadi emas.
Jenis bakteri pertama adalah Cupriavidus metallidurans. Kemampuannya mengumpulkan emas diketahui oleh peneliti dari University of Adelaide, Frank Reith.
Sekitar satu dekade lalu, ia mengetahui adanya bakteri yang hidup di gumpalan emas. Ia penasaran, bagaimana hal itu bisa terjadi.
Lewat hasil riset yang dipublikasikan di Proceeding of the National Academy of Science pada 2009, Reith mengungkap bahwa bakteri itu mengubah senyawa emas klorida yang bersifat racun menjadi emas berharga.
Senyawa emas klorida biasanya terdapat di lokasi pertambangan.
Emas memang berharga jika dijual tetapi bersifat neurotoksik jika masuk ke tubuh manusia lewat lingkungan.
Sementara Nathan Magarvey, ahli biokimia dari McMaster University di Kanada menemukan jenis bakteri kedua yang bisa menghasilkan emas, Delftia acidovarans.
Magarvey lewat publikasinya di Nature Chemical Biology tahun 2013 mengatakan, bakteri D acidovarans akan membentuk lapisan nanopartikel emas di area limbah yang kaya emas klorida.
Analisis yang dilakukan lantas mengungkap bahwa meski sama-sama menghasilkan emas, dua jenis bakteri itu mengumpulkan dengan cara berbeda.
C metallidurans mengumpulkan emas di dalam selnya sedangkan D acidovarans di luar selnya.
Namun demikian, dua jenis bakteri itu diduga bersimbiosis untuk "membersihkan" emas dari lingkungan agar bisa hidup.
Magarvey dengan ujicoba rekayasa genetika mengungkap, dua bakteri itu memang berbakat mengumpulkan emas. Buktinya, ada gen yang bertanggung jawab untuk proses itu.