Sekadar tahu, Nimesha Ranasinghe adalah spesialis dalam interaksi multisensor digital.
Sebelumnya ia menciptakan suatu lemon digital dengan menggunakan elektroda dan warna, tetapi menambahkan simulasi penciuman untuk dicampurkan mengungkap serangkaian kombinasi rasa.
Kini ia merencanakan untuk menambah sebuah komponen buatan agar orang-orang bisa menikmati minuman cocktail mereka dalam beberapa kondisi.
“Bayangkan di masa depan anda memesan cocktail yang anda dapat disesuaikan rasanya dengan menggunakan sebuah aplikasi di ponsel. Atau, mencoba rasa baru, contohnya anda memesan mojito tetapi anda ingin mencobanya dengan campuran rasa cokelat atau stroberi,” kata Nimesha Ranasinghe pada Digital Trends.
Ia menambahkan, walaupun disebut sebuah Virtual Cocktail, ini tidak sekadar sebuah cocktail sebenarnya.
Intinya, ini tentang menambah pengalaman minum cocktail. Sejauh ini, dari percobaan, orang-orang menyukainya karena menghadirkan sensasi penciuman.
“Vocktail memiliki kombinasi sensasi penciuman lewat saluran indra perasa yang berbeda, yaitu penciuman, perasa, warna, dan faktor lainnya, untuk menciptakan suatu pengalaman aroma tanpa batasan. Menambahkan indra penciuman membantu konsumen menjelajahi aroma dan bereksperimen menciptakan cocktail jenis baru,” kata Nimesha Ranasinghe.
Gelas Vocktail juga diciptakan dengan ditemani sebuah aplikasi smartphone.
Aplikasi ini membuat penggunanya dapat mengubah dengan cepat warna minuman untuk mengubah bagaimana lidah menerima minuman.
Kecepatan merasakannya dihitung berdasarkan mikroamper yang dipancarkan oleh elektroda.
Untuk rasa asam sebesar 180 mikroamper, rasa asin 40 mikroamper, dan rasa pahit sebesar 80 mikroamper. Khena Saptawaty/Intisari-Online