News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mau Gaji Rp 16 Miliar Setahun? Silakan Lamar Pekerjaan sebagai Peneliti Alien

Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mau Kerja di Sini

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Benda ini disebut sebagai Teleskop Sferikal Apertur lima ratus meter (FAST) atau Tianyan yang berarti mata langit, megaproyek tersebut sudah selesai dibangun sejak September 2016. 

Sayangnya, benda ini akhirnya telantar. Apa penyebabnya? 

Ternyata, karena nggak ada tenaga ahli di China yang mampu menjalankannya. Disebut-sebut, benda ini juga terlalu canggih! Buat yang belum tau, saat ini, teleskop terbesar di dunia sedang berdiam diri di Guizhou, China. 

Kepada South China Morning Post 3 Agustus 2017, juru bicara Chinese Academy of Sciences (CAS) yang memiliki teleskop tersebut mengatakan, posisi Ketua Peneliti sedang dibuka untuk para peneliti yang sedang bekerja di luar China. Kandidat bisa berasal dari negara dan ras apa pun. 

Gaji yang ditawarkan juga sangat menggiurkan, yakni sekitar 1,2 juta dollar AS atau sekitar Rp 16 miliar per tahun untuk posisi tersebut, di luar tempat tinggal. 

Namun, jangan terburu-buru melamar. Pasalnya, posisi ini hanya diperuntukkan kepada kandidat yang memiliki pengalaman 20 tahun di bidang astronomi dan sudah pernah menjalankan proyek radio skala besar. 

Walaupun Wang sedikit meleset, Ars Technica UK 7 Agustus 2018 melaporkan bahwa untuk saat ini, hanya ada sekitar 40 orang di dunia yang memiliki kemampuan cukup untuk menjalankan Tianyan. 

Akan tetapi, pemerintah China baru saja membantah bahwa mereka sedang mencari warga asing untuk menjalankan teleskop tersebut. 

Dilaporkan melalui media negara Global Times 6 Agustus 2017, mereka berkata bahwa Tianyan tidak sedang mencari seorang Ketua Peneliti karena posisi tersebut sudah diisi.

Namun, mereka tidak menyebutkan siapa orang yang beruntung menjadi Ketua Peneliti Tianyan.

Seorang Ketua Peneliti Tianyan akan dituntut untuk mengatur berbagai komite akademis dalam memutuskan tujuan jangka panjang teleskop ini. Dia juga harus membagi jadwal waktu observasi bagi tim peneliti di China dan di luar negeri, serta mengawasi anggarannya. 

Jika berhasil menemukan sesuatu yang menarik, seorang Ketua Peneliti juga harus melaporkannya kepada pemerintah dan mengomunikasikannya kepada masyarakat umum. 

"Syarat ini terlalu tinggi dan membuat kebanyakan astronom terdiskualifikasi. Aku mungkin bisa menghitung orang-orang yang memenuhi kualifikasi ini menggunakan jari-jari tanganku," kata Wang Tinggui, profesor astrofisika dari Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China di Hefei, Anhui, kepada South China Morning Post.

Baca: Wuling Confero sudah Mulai Didiskon sampai Rp 10 Juta di Dealer Depok

Proyek Tianyan adalah sebuah megaproyek yang menelan biaya 178 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,4 triliun. Ia mulai dibangun pada tahun 2011 dengan mempergunakan sebuah lubang runtuhan alami yang sudah ada sebelumnya, meskipun 9.000 warga lokal tetap harus direlokasi. 

Jika berfungsi, Tianyan yang berukuran raksasa akan bisa menyaingi observatorium Arecibo di Amerika Serikat dalam mengumpulkan gelombang radio dari luar angkasa. 

Dua tugas yang akan diembannya adalah mencari tanda-tanda keberadaan alien dan mempelajari lubang hitam. 

Jenderal Direktur CAS, Wu Xiangping, pernah mengatakan pada tahun 2015, dengan memiliki teleskop yang lebih sensitif, kita akan dapat menerima pesan radio yang lebih lemah dan lebih jauh.

Teleskop (Tianyan) akan membantu kita mencari kehidupan ekstraterestiral dan mengeksplorasi asal mula alam semesta.

Artikel ini pertama kali ditayangkan di Kompas.com, dengan judul artikel Terlalu Canggih, Teleskop Raksasa Pemburu Alien Kini Telantar

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini