Sebelum kencing diatur oleh ANS, ia harus melewati sistem saraf parasimpatik (PNS) dan sistem saraf simpatetik (SNS). Ketika kandung kemih penuh, reseptor peregangan kecil di dinding ototnya mendeteksi gerakannya.
Ini kemudian mengaktifkan satu set saraf di sumsum tulang belakang yang disebut saraf sakral.
Selanjutnya, PNS masuk untuk membuat otot kandung kemih berkontrasksi dan mempersiapkannya mendorong urine keluar dari tubuh,
Proses otonom ini bekerja seperti sakelar yang menekan reflek saraf instruktif ketika kandung kemih masih terisi. Hal yang aneh dari pengaturan ini adalah urine yang meninggalkan tubuh membuat tekanan darah menurun.
"Tampaknya ada bukti yang baik bahwa tekanan darah akan naik sedikit ketika kandung kemih penuh. Tekanan darah ini akan turun saat berkemih atau sesaat setelahnya," kata Fulford dikutip dari Live Science, Sabtu (28/07/2018).
Tekanan darah yang mendadak turun ini memicu sistem saraf simpatetik memberi respons melawan atau lari dari tubuh.
Untuk diketahui, SNS mengatur banyak faktor, termasuk tekanan darah, sebagai bagian dari reaksi ini.
Ketika SNS mendeteksi tekanan darah rendah, ia melepaskan serangkaian neurotransmiter yang disebut katekolamin.
Neurotransmitter ini memiliki fungsi secara hati-hati mengembalikan tekanan darah ke keseimbangan sebelumnya di seluruh tubuh.
Ketika berhubungan dengan buang air kecil, mungkin gelombang katekolamin inilah yang menimbulkan sensasi gemetar atau bergidik.
Fulford mengatakan fenomena serupa yang disebut dysreflexia otonom kadang terjadi pada pasien dengan cedera tulang belakang.
Baca: Mayones Ternyata Tak Cuma Enak Dimakan Tapi Bisa Juga Merawat Kesehatan Rambut, Mau Coba?
Hal ini terjadi ketika stimulus, seperti kandung kemih penuh, terjadi di bawah tempat cedera tulang belakang.
"(Hal itu menghasilkan), dalam respon sistem saraf otonom berlebihan yang menyebabkan tekanan darah naik dengan cepat, denyut nadi turun dan pasien menyiram dan keringat," jelas Fulford.
Reaksi tidak konsisten ini menggemakan getaran aneh yang kita dapatkan ketika kita kencing. Petunjuk lainnya adalah fenomena ini lebih sering dialami oleh laki-laki dibanding perempuan.