News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

5 Mitos dan Fakta Seputar Bayi Tabung di Indonesia

Penulis: Ria anatasia
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr Ivan Sini SpOG , pakar bayi tabung sekaligus CEO klinik bayi tabung Morula IVF Indonesia bersama tim Morula IVF di acara Fertility Science Week di Central Park, Jakarta Barat, Kamis (6/9/2018).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program bayi tabung merupakan teknologi reproduksi di mana proses pembuahan sel telur oleh sel sperma terjadi di luar tubuh sang wanita.

Program ini menjadi alternatif bagi pasangan suami istri untuk memperoleh keturunan.

Meski begitu, kehadiran teknologi ini masih diwarnai sejumlah stigma atau pandangan negatif yang beredar di masyarakat. 

Dr Ivan Sini SpOG , pakar bayi tabung sekaligus CEO klinik bayi tabung Morula IVF Indonesia, menyebutkan lima stigma seputar program bayi tabung.

1. Bayi Tabung Menjadi Pilihan Terakhir bagi Pasutri yang Ingin Punya Momongan

Ivan mengatakan, masih banyak masyarakat yang menganggap program bayi tabung merupakan opsi terakhir dalam upaya memiliki keturunan. 

Akibatnya, banyak pasangan yang lebih memilih pengobatan alternatif untuk memperbaiki kondisi kesuburan.

"Mereka keliling sana-sini untuk mencari solusi lain. Hal ini bisa memakan waktu bertahun-tahun, namun tidak membuahkan hasil. Padahal faktanya, apabila pasangan tersebut apabila langsung ditangani dengan bayi tabung, maka peluang mereka mendapatkan keturunan lebih cepat" ujarnya di acara Fertility Science Week di Central Park, beberapa waktu lalu.

2. Proses Bayi Tabung Sulit dan Lama

Stigma lainnya adalah prosedur untuk menjalani program bayi tabung sulit dan membutuhkan waktu yang lama. 

Faktanya, program bayi tabung hanya membutuhkan waktu dua minggu beserta satu siklus datang bulan saja.

"Dulu mikirnya lama, perlu operasi segala macam. Nyatanya hanya dua minggu. Dengan demikian pasutri tidak perlu melakukan cuti atau berhenti bekerja dalam menjalani program bayi tabung ini dan prosesnya sendiri tidak sulit," ujarnya.

3. Angka Keberhasilan Program Bayi Tabung Rendah

Ivan melanjutkan, masih banyak masyarakat mengaggap angka keberhasilan program ini rendah.

Faktanya, tingkat keberhasilan program bayi tabung di dunia mencapai 32 persen. Sementara, di klinik Morula IVF Indonesia angka keberhasilan ini lebih tinggi, yakni sekitar 40-50 persen.

"Pasangan yang sulit mendapatkan keturunan tingkat keberhasilan melahirkan secara alamiah atau normal hanya lima persen per bulan. Angka itu bisa meningkat sepuluh kali lipat lewat bayi tabung," jelasnya.

4. Program Bayi Tabung Mahal

Banyak pasutri ragu menjalani program tersebut karena menganggap biayanya mahal. Padahal, jika dibandingkan dengan waktu dan uang yang dihabiskan selama mencari solusi lain tidaklah setimpal.

Ivan menyebut, biaya program bayi tabung di Morula IVF hanya naik sekira 40 persen sejak 1998, dari Rp 50juta menjadi Rp 70 juta.

"Banyak stigma bahwa program bayi tabung mahal. Nyatanya, sekalipun kurs dollar AS terus naik, biayanya justru kian terjangkau," kata Ivan

Ia menambahkan, kisaran biasa tersebut bahkan bisa lebih mudah bagi pasutri di usia muda, relatif di bawah 35 tahun.

"Range Rp 70 juta-Rp 80 juta itu yang membuat mahal adalah obat untuk merangsang hormon. Kalau pasangan lebih muda biasanya cost lebih sedikit," jelasnya.5. Kualitas Pelayanan Program Bayi Tabung di Indonesia Jelek

Sebagian masyarakat memilih menjalani program bayi tabung di luar negeri lantaran menganggap pelayanan kesehatan di Indonesia kualitasnya jelek.

Padahal, kualitas pelayanan dan teknologi yang digunakan di Indonesia sama saja dengan yang ada di negara lain, seperti Malaysia, Singapura dan Australia.

"Kami memiliki sertifikasi dari RTAC JAS-ANZ Australia dan teknologi terkini di Indonesia. Namun, masih banyak yang pergi keluar negeri, yang otomatis menambah biaya dan waktu," ucap Ivan.

Lebih dari 3.000 bayi tabung telah lahir melalui proses inseminasi dan bayi tabung di Morula IVF Indonesia. Angka ini berkontribusi sebanyak 40 persen dari layanan program bayi tabung di seluruh Indonesia.

"Morula IVF Indonesia sangat senang karena bisa sharing 3.000 bayi tabung. Ini artinya, kami bisa memberikan pelayanan yang baik, tidak hanya di Indonesia tapi juga pasien dari luar negeri. Sekarang ini, 15 persen pasien kami berasal dari luar daerah juga dari luar negeri," pungkasnya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini