Nah, hal ini membuat otak kita nggak perlu lagi terlalu fokus menghapalkan rute.
Sehingga, waktunya juga akan terasa berjalan lebih cepat.
Fenomena return trip effect ini lebih jarang terjadi, kalo kita melalui rute yang biasa kita lalui.
Ada pendapat lain, nih, yang mengatakan kenapa hal ini terjadi. Yaitu saat berangkat ke suatu tempat, kita sudah memperkirakan kapan kita akan sampai di tempat tersebut.
Tapi ternyata di jalan kita pasti akan menemui hal yang membuat perkiraan waktu kita salah, nih.
Salah satu perkiraan yang meleset, seperti terjebak macet. Hal ini membuat kita terus-terusan melihat jam untuk mengecek apakah kita akan sampai di tempat tujuan tepat waktu.
Sehingga hal ini menyebabkan kita merasa perjalanan yang ditempuh terasa lebih panjang.
Sedangkan saat pulang, perjalanan terasa lebih pendek. Ini karena kita nggak lagi memperkirakan kapan kita akan sampai di rumah. (*)