TRIBUNNEWS.COM – Menyimpan enam persen potensi air dunia membuat Indonesia menjadi salah satu negara terkaya di dunia dalam konteks sumber daya air.
Dikutip dari Kompas.com, Senin (5/8/2019), melimpahnya sumber air di Indonesia itu tercantum dalam laporan badan kerja sama lintas negara, Water Environment Partnership in Asia (WEPA).
Namun berbanding terbalik dengan hasil kajian itu, Pulau Jawa sebagai pulau dengan populasi penduduk terbesar di Indonesia justru terancam mengalami krisis air pada 2040 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan oleh hasil kajian resmi pemerintah, bahwa diprediksi 20 tahun lagi Jawa akan kehilangan hampir seluruh sumber air.
Itu artinya, sekitar 150 juta penduduk di Pulau Jawa akan kekurangan air, bahkan sekadar untuk keperluan konsumsi.
Hal tersebut juga yang menjadi salah satu alasan di balik wacana pemindahan ibu kota negara.
Para peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan bahwa sejumlah faktor pemicu krisis air tersebut di antaranya perubahan iklim, pertambahan penduduk, hingga alih fungsi lahan.
Pemerintah sendiri mengklaim bahwa proyek bendungan serta revitalisasi waduk dan danau yang terus berjalan dapat mencegah krisis air.
Namun di sisi lain, para akademisi menilai upaya itu belum cukup untuk mencegah bencana yang bakal datang.
Peneliti Senior di Pusat Geoteknologi LIPI, Rachmat Fajar Lubis menjelaskan bahwa krisis air sendiri merupakan kondisi di mana kebutuhan atas sumber daya air lebih tinggi ketimbang tingkat ketersediaannya.