News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PT Timah dan Batan Sepakati Kerja Sama Pengolahan Rare Minerals

Penulis: Ria anatasia
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MoU PT Timah Tbk dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk kerja sama pengolahan mineral tanah jarang atau rare minerals di Jakarta, Jumat (2/8/2019).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - PT Timah Tbk (TINS) bersama Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menjalin kerja sama pengolahan logam tanah jarang atau biasa disebut rare minerals di Indonesia.

Kesepakatan tersebut diwujudkan dalam perjanjian kerjasama Pengelolaan Uranium dan Thorium dalam Produk Samping Hasil Proses Produksi Logam Tanah Jarang Pada Penerapan Industri, yang masing-masing ditandatangani olleh Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk Trenggono Sutioso dan Kepala PT BGN Ir. Yarianto Sugeng Budi Susilo, M.sc., Jumat (2/8/2019).

Direktur Utama TINS Mochtar Riza Pahlevi Tabrani dan Kepala BATAN Prof. DR. Ir. Anhar Riza Antariksawan yang ikut menyaksikan penandatanganan kesepakatan menilai, Indonesia memang sudah saatnya memulai industrialisasi mineral tanah jarang khususnya pengolahan monasit.

Monasit memiliki kandungan uraniun dan thorium.

"Harapan kami dengan kerja sama ini Indonesia memulai babak baru sebagai salah satu produsen logam tanah jarang yang selama ini dikuasai oleh China," ujar Riza dalam siaran persnya, Senin (5/8/2019).

Riza menyebutkan, industri pengolahan rare mineral merupakan industri masa depan dan sudah seharusnya Indonesia memanfaatkan dan memaksimalkan potensi dan berkah yang luar biasa tersebut.

Riza menambahkan, pihaknya juga siap bekerja sama dengan BATAN dalam kerjasama proyek strategis khususnya yang berkaitan dalam pengolahan bahan-bahan mineral langka tersebut.

"Kami yakin BATAN sudah sangat expert dan leading dalam hal teknologi ini. Kita harapkan kerja sama-kerja sama yang telah dilakuan dapat menciptakan energi murah dan ramah lingkungan di Indonesia, dengan pemanfaatan mineral-mineral tadi," ujar Riza.

Riza menyatakan, perjanjian kerjasama ini sebagai bentuk tanggung jawab TINS dalam menaati peraturan dalam pengelolaan mineral radio aktif di Indonesia khususnya pada penerapan industri.

Riza juga mengungkapkan bahan baku yang dimiliki PT Timah Tbk selama ini cukup banyak mengingat sejarah penambangan timah yang dilakukan sudah berlangsung cukup lama.

“Bisa dibayangkan jika sejarah penambangan timah di Bangka Belitung sudah ratusan tahun, sementara pemanfaatan monasit belum pernah dilakukan,” papar Riza.

Kepala BATAN Prof. DR. Ir. Anhar Riza Antariksawan mengungkapkan bahwa perjanjian kerja sama dengan TINS akan menjadi salah satu proyek utama pihaknya.

Pihaknya berencana akan menyelaraskan rencana strategis (renstra) BATAN dengan milestone yang ada di PT Timah Tbk khususnya dalam pengolahan monasit.

Anhar menambahkan, saat ini BATAN sudah melakukan penelitian monasit, membuat ReOH, termasuk pemanfaatan logam tanah jarang.

"Di dalam monasit banyak terkandung bahan mineral selain logam tanah jarang yang luar biasa kegunaannya. Juga terdapat kandungan uranium, thorium dan zirkonium yang sangat penting dalam industri nuklir," ujar Anhar.

"Salah visi kedepan BATAN adalah akan menghilirkan semua produk litbang mereka sehingga sampai manfaatnya ke masyarakat," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini