Pasalnya, Adib mengatakan, sebuah kalimat saja dapat dipahami dengan makna yang berbeda-beda, tergantung dengan ilmu, persepsi, dan pemahaman yang dimiliki.
Dengan konteks ilmu yang berbeda, pemahaman dari apa yang disampaikan orang lain pun akan berbeda.
Seseorang yang tidak benar-benar tersertifikasi sebagai psikolog diragukan memahami bahwa konteks masalah klien harus dilihat dengan sangat individual.
Baca: Tanggal Lahir Sama, Raffi Ahmad & Nagita Slavina Rayakan Ultah Sekaligus Umrah, Ini 5 Fotonya
Baca: Janda Kaya Ini Ditemukan Tewas di Dalam Lipatan Kasur, Pembuluh Darah Pecah Hingga Diduga Dibunuh
Baca: Janda Kaya Ini Ditemukan Tewas di Dalam Lipatan Kasur, Pembuluh Darah Pecah Hingga Diduga Dibunuh
"Misal seseorang cerita tentang kasusnya, itu konteksnya harus ditetapkan, masalahnya apa," terang Adib.
Adib menerangkan, dalam menangani kliennya, psikolog memahami bagaimana memetakan kondisi psikis seseorang.
Baca: DS Susanto Dituding Ngamar & Cium Tubuh Pasien, Sang Psikolog Semprot Revina: Fitnah Itu Kira-kira
"Nggak bisa dipukul rata kondisinya, misalkan 'wah semua terkena mental blok', kan nggak semua masalah mental block," jelas Adib.
"Misal klien ini sembuh, klien ini lama, makanya perlu psikolog yang menangani," sambungnya.
Adib menuturkan, seorang psikolog semestinya telah mengambil pendidikan profesi psikologi pada jenjang S-2.
"Di situ (S-2 Psikologi) sudah dipelajari bagaimana aspek-aspek manusia, bagaimana menghadapi seseorang yang trauma, bagaimana menghadapi seseorang yang tidak mau berbicara, bagaimana menghadapi orang yang paranoid, moody, benci orang tua.
Soal benci saja bermacam-macam," tutur Adib.
2. Pastikan terapi atau konseling dijalankan di pusat terapi
Menurut psikolog dari www.praktekpsikolog.com yang berkantor di Bintaro, Jakarta Selatan ini, seorang psikolog tidak mungkin mengajak kliennya menjalankan terapi maupun konseling di hotel.
Adib mengatakan, seorang psikolog basanya menjalankan terapi di tempat prakteknya, baik tempat praktek pribadi maupun tempat praktek psikolog.
"Buat masyarakat, yang paling penting dipahami adalah diketahui bahwa terapi pasti di tempat praktek, bukan di hotel karena hotel rentan," kata Adib saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (17/2/2020) pagi.