TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tren penggunaan teknologi terotomatisasi atau teknologi robotik terutama di sektor industri manufaktur modern makin meluas di dunia.
Riset menyebutkan, delapan dari 10 perusahaan menyatakan mereka akan meningkatkan penggunaan robot dalam sepuluh tahun ke depan.
Situasi pandemi menjadi salah satu pendorong investasi industri pada bidang otomatisasi.
Merespon tren yang dinamis tersebut, perusahaan teknologi robotik Eropa, ABB, memperkenalkan rangkaian teknologi robot industri yang mampu berkolaborasi dengan manusia dengan GoFa dan SWIFTI.
GoFA dan SWIFTI dirancang sebagai robot yang bisa bekerja berkolaborasi dengan tenaga kerja manusia.
Kedua teknologi robotik ini memiliki daya angkut lebih besar dan kecepatan lebih tinggi untuk melengkapi rangkaian cobot ABB terdahulu, yaitu YuMi dan Single Arm YuMi.
GoFa dan SWIFTI dirancang untuk membantu perusahaan mengotomatisasi proses yang dapat membantu para karyawannya untuk pekerjaan.
Antara lain, material handling, machine tending, pemasangan komponen dan pengemasan di industri manufaktur, laboratorium kesehatan, gudang logistic, pabrik, dan fasilitas produksi lainnya.
Seri cobot yang lebih kuat, cepat, dan dapat diandalkan ini akan mempercepat pertumbuhan perusahaan di berbagai sektor industri seperti elektronik, kesehatan, barang konsumsi, logistik, makanan dan minuman.
Selain itu, dapat pula memenuhi segala kebutuhan otomatisasi di segala industri.
GoFa dan SWIFTI dirancang secara intuitif sehingga pengoperasiannya juga lumayan mudah.
Hal ini dapat membuka kesempatan bagi industri yang masih terbatas dalam penerapan otomatisasinya sehingga perusahaan tersebut mampu mengoperasikan cobot mereka hanya dalam hitungan menit ketika sudah diinstalasi tanpa perlu pelatihan khusus.
Sami Atiya, President, Robotics & Discrete Automation Business Area, ABB mengatakan, rangkaian cobot terbaru ABB merupakanyang paling beragam di pasaran.
"Kami menawarkan berbagai potensi untuk mengubah cara kerja di perusahaan dan membantu para rekan bisnis ABB mencapai kinerja operasi dan pertumbuhan perusahaan yang pesat," ujar Sami Atiya, Sabtu (27/2/2021).
Baca juga: Tekan Jumlah Kecelakaan Kerja, Industri Manufaktur Indonesia Didorong Gunakan Robot
Dijelaskan, teknologi cobot ini sangat mudah untuk digunakan dan dikonfigurasi, serta didukung jaringan layanan global, untuk berbagai kebutuhan bisnis di beragam skala dan ragam sektor industri, alias tak hanya untuk industri manufaktur saja.
Baca juga: Robot Penyedot Debu Cerdas dan Mesin Cuci Berteknologi AI Samsung Mendebut di CES 2021
Perkembangan rangkaian cobot ABB dirancang khusus untuk membantu para pengguna robot dalam mempercepat program otomatisasi di empat kunci tren dunia industri, termasuk konsumen yang beragam dengan kebutuhan yang berbeda-beda, tenaga kerja yang kurang memadai, digitalisasi, dan kondisi tidak menentu yang mengubah arah bisnis dan mendorong otomatisasi menjadi sektor baru ekonomi.
Perkembangan ini mengikuti fokus bisnis ABB Robotics yang mengutamakan segmen industri dengan pertumbuhan yang tinggi, dengan memberikan terobosan inovasi untuk membantu pertumbuhan yang menguntungkan.
Baca juga: Tempat Sampah Canggih Jepang Layaknya Robot Dibuat Untuk Antisipasi Corona
Dalam sebuah survei global terhadap 1.650 bisnis kecil dan menengah di Eropa, Amerika Serikat, dan China ditemukan data bahwa 84 persen bisnis mengatakan mereka akan meningkatkan penggunaan robot dan otomatisasi dalam sepuluh tahun ke depan, dan 85 persen mengatakan situasi pandemi menjadi salah satu faktor utama yang mengubah bisnis dan industri.
Pandemi Covid-19 sebagai salah satu pendorong dalam mempercepat investasi di bidang otomatisasi.
Lebih dari setengah dari total keseluruhan responden (43 persen) mengatakan bawah mereka membutuhkan robot untuk membantu mereka meningkatkan faktor kesehatan dan keamanan kerja.
Sementara, 51 persen mengatakan robot dapat meningkatkan jaga jarak aman dan lebih dari sepertiganya (36 persen) akan mempertimbangkan untuk menggunakan robot dalam meningkatkan kualitas kerja untuk karyawan mereka.
Sebanyak 78 persen pemilik perusahaan mengatakan bahwa merekrut dan mempertahankan karyawan mereka untuk pekerjaan berulang dan yang cukup sulit secara ergonomis adalah sebuah tantangan tersendiri.
Cobot dirancang untuk dioperasikan bersamaan dengan manusia (operator) tanpa perlu adanya langkah-langkah keamanan fisik seperti pagar pembatas dan ini sangat mudah digunakan serta diinstal.
Di 2019 saja, lebih dari 22.000 cobot baru disebar ke berbagai penjuru dunia, lebih banyak 19 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Permintaan akan cobot diestimasi meningkat pada CAGR sebanyak 17 persen antara 2020 dan 2025 dan penjualan cobot secara global diestimasi meningkat dari sekitar USD 0.7 miliar di 2019 menjadi USD 1.4 miliar pada 2025.
Pasar global untuk robot industri diproyeksikan meningkat dari USD 45 miliar di 2020 menjadi USD 58 miliar di 2023 (CAGR – 9 persen).
Atiya menjelaskan, dengan ekspansi ini, ABB membuat cobot ini lebih mudah untuk digunakan, dengan layanan servis seketika untuk membantu para pelaku bisnis mengoperasikan cobot kami tanpa masalah.
Pengguna yang sudah nyaman dalam mengoperasikan tablet atau smartphone akan mampu untuk memprogram dan memprogram ulang cobot baru ini dengan mudah menggunakan perangkat ABB yang sudah disiapkan untuk pengaturan cobot ini.
Perusahaan juga akan diuntungkan dengan aplikasi industri robot ABB yang sudah terpasang lebih dari 500.000 solusi robot sejak 1974 dan dibantu dengan jaringan ABB di lebih dari 1.000 rekan global.
Cobot GoFa and SWIFTI dibuat setelah kesuksesan robot YuMi ABB yang telah membantu perusahaan mengoperasikan berbagai pekerjaan penting secara aman sejak pertama kali YuMi, robot kolaborasi pertama di dunia, diluncurkan tahun 2015.
Cobot YuMi tengah dioperasikan bersama-sama dengan para pekerja di pabrik dan laboratorium di seluruh dunia, melakukan tugas dari menyekrup dan memasang komponen elektronik hingga membuat katup dan USB, serta mengetes sampel Covid di laboratorium.
Menurut Atiya, setiap instalasi cobot ABB sudah termasuk paket pemasangan yang sudah termasuk ABB Ability condition monitoring & diagnostics serta hotline servis gratis selama enam bulan untuk menghubungi tenaga ahli ABB yang mampu menjawab kebutuhan tantangan industri.