News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fenomena Gerhana Bulan Total Terjadi 26 Mei 2021, Bertepatan dengan Hari Raya Waisak

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gerhana bulan total alias blood moon - Fenomena Gerhana Bulan Total yang dikenal dengan sebutan Super Blood Moon akan terjadi pada 26 Mei 2021, bertepatan dengan Hari Raya Waisak. Berikut jadwal Gerhana Bulan Total (GBT) untuk wilayah Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM - Fenomena Gerhana Bulan Total (GBT) yang dikenal dengan sebutan Super Blood Moon akan muncul di langit Indonesia.

Fenomena ini akan terjadi pada tanggal 26 Mei 2021 yang bertepatan dengan Hari Raya Waisak tahun 2565.

Gerhana Bulan Total (GBT) kali ini sangat spesial, karena beriringan dengan terjadinya Perige.

Perige merupakan fenomena ketika Bulan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi.

Mengutip laman resmi LAPAN, Puncak Gerhana Bulan Total di Indonesia akan terjadi pada pukul 18.18.43 WIB.

Sementara puncak Perige akan terjadi pada pukul 08.57.46 WIB.

Baca juga: Jenis-Jenis Gerhana Bulan dan Perbedaannya

Baca juga: Jadwal Gerhana Bulan dan Matahari Sepanjang 2021, Gerhana Bulan Total akan Terjadi 26 Mei

Gerhana Bulan Total kali ini juga dapat disebut dengan Bulan Merah Super, mengingat lebar sudutnya yang lebih besar 13,77% dibandingkan dengan ketika berada di titik terjauhnya (Apoge).

Sementara itu, kecerahannya 15,6% lebih terang dibandingkan dengan rata-rata atau 29,1% lebih terang dibandingkan dengan ketika Apoge.

Durasi fase total gerhana kali ini cukup singkat, yakni 14 menit 30 detik.

Secara global, Gerhana Bulan Total dapat disaksikan di Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, dan sebagian besar benua Amerika (kecuali Kanada bagian Timur, Kep. Virgin hingga Trinidad - Tobago, Brazil bagian Timur, Guyana, Suriname dan Guyana Prancis).

Gerhana Bulan Total dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah Timur-Tenggara (hingga Tenggara untuk Indonesia bagian Timur) tanpa menggunakan alat bantu optik apapun.

Baca juga: Bulan Merah Super Kembali Terlihat di Indonesia saat Hari Raya Waisak setelah 18 Tahun

Berikut Jadwal Gerhana Bulan Total (GBT) untuk wilayah Indonesia:

1. Awal Penumbra

Terjadi di wilayah Papua dan Kepulauan Aru pada pukul 15.46.12 WIB/16.46.12 WITA/17.46.12 WIT.

2. Awal Sebagian

Terjadi di wilayah Papua, Papua Barat, Maluku (kecuali kep. Aru), Maluku Utara, Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan NTT pada pukul 16.44.37 WIB/17.44.37 WITA/18.44.37 WIT.

3. Awal Total

Terjadi di seluruh wilayah Indonesia (kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan sebagian Riau) pada pukul 18.09.29 WIB/19.09.29 WITA/20.09.29 WIT.

4. Puncak Gerhana

Terjadi di seluruh wilayah Indonesia (kecuali Aceh, Pulau Nias, dan sebagian Sumatera Utara) pada pukul 18.18.43 WIB/19.18.43 WITA/20.18.43 WIT.

5. Akhir Total

Terjadi di seluruh wilayah Indonesia pada pukul 18.27.57 WIB/19.27.57 WITA/20.27.57 WIT.

6. Akhir Sebagian

Terjadi di seluruh wilayah Indonesia pada pukul 19.52.49 WIB/20.52.49 WITA/21.52.49 WIT.

7. Akhir Penumbra

Terjadi di seluruh wilayah Indonesia pada pukul 20.51.16 WIB/21.51.16 WITA/22.51.16 WIT.

Proses gerhana bulan total terlihat dari kawasan Masjid Salman ITB, Kota Bandung, Sabtu (28/7/2018) dinihari. Gerhana Bulan tersebut merupakan yang terlama pada abad ke-21 ini dengan durasi mencapai 103 menit. Durasi itu bakal menjadi yang terlama hingga lebih dari 100 tahun ke depan. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Terjadi Bertepatan dengan Hari Raya Waisak

Gerhana Bulan Total kali ini bertepatan dengan detik-detik Waisak, yakni pada 15 suklapaksa (paroterang) Waisaka 2565 Era Buddha yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13.30 WIB dengan jarak 357.461 kilometer dari Bumi.

Pada dasarnya, detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut juga Waisaka Purnima yang selalu jatuh pada tanggal 15 suklapaksa di bulan Waisaka.

Pada saat bulan purnama, Matahari dan Bulan akan berada dalam satu garis lurus, sedemikian rupa sehingga cahaya Matahari dapat menerangi permukaan Bulan secara maksimal dengan bumi berada di antara keduanya.

Kedudukan membentuk garis lurus tersebut dikenal dengan istilah oposisi (solar) atau istiqbal.

Jadi, Matahari dan Bulan membentuk sudut 180° satu sama lain dalam peredarannya.

Saat kedua benda langit tersebut tepat membentuk sudut 180° di hari Waisak dikenal sebagai "detik-detik Waisak".

Dengan kata lain, detik-detik Waisak merupakan puncak bulan purnama pada bulan Waisaka menurut penanggalan India yang didasari oleh peredaran Bulan.

Keputusan merayakan Trisuci ini diatur dalam Konferensi World Fellowship of Buddhists (WFB).

Baca juga: Macam-Macam Gerhana Matahari dan Perbedaannya

Baca juga: 12 Fenomena Langit yang Terjadi di Bulan April 2021: Ada Apoge Bulan hingga Hujan Meteor Lyrid

Sebagai informasi tambahan, Gerhana Bulan Total yang beriringan dengan Hari Raya Waisak dalam seabad terakhir pernah terjadi pada 24 Mei 1910, 14 Mei 1938, 14 Mei 1957, 25 Mei 1975, dan 16 Mei 2003.

Fenomena ini akan terjadi kembali pada 26 Mei 2040, 7 Mei 2050, 6 Mei 2069, 17 Mei 2087 dan 29 Mei 2106.

Bahkan, pada 16 Mei 2023 merupakan salah satu diantara dua Bulan Super Merah yang terjadi ketika Hari Raya Waisak di abad ke-21 selain 26 Mei 2021.

Bulan Super Merah yang beriringan dengan Hari Raya Waisak, pernah terjadi sebanyak empat kali pada abad ke-19, yakni pada 10 Mei 1808, 21 Mei 1826, 1 Juni 1844 dan 21 Mei 1845.

Fenomena ini berulang setiap 195 tahun sekali akan terjadi kembali pada 10 Mei 2199, 21 Mei 2217 dan 16 Mei 2394.

(Tribunnews.com/Latifah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini