Pada saat bulan purnama, Matahari dan Bulan akan berada dalam satu garis lurus, sedemikian rupa sehingga cahaya Matahari dapat menerangi permukaan Bulan secara maksimal dengan bumi berada di antara keduanya.
Jadi, Matahari dan Bulan membentuk sudut 180 derajat satu sama lain dalam peredarannya.
Saat kedua benda langit tersebut tepat membentuk sudut 180 derajat di hari Waisak dikenal sebagai detik-detik Waisak.
Dengan kata lain, detik-detik Waisak merupakan puncak bulan purnama pada bulan Waisaka menurut penanggalan India yang didasari oleh peredaran Bulan.
Keputusan merayakan Trisuci ini diatur dalam Konferensi World Fellowship of Buddhists (WFB).
Menjadi yang Spesial
Gerhana Bulan Total kali ini akan sangat spesial.
Hal itu disebabkan karena gerhana Bulan kali ini beriringan dengan terjadinya Perige.
Perige adalah fenomena ketika Bulan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi.
Puncak terjadinya Gerhana Bulan Total di Indonesia pada pukul 18.18.43 WIB.
Sementara puncak Perige akan terjadi pada pukul 08.57.46 WIB.
Oleh sebab itu, Gerhana Bulan Total kali ini bisa juga disebut dengan Bulan Merah Super atau Super Blood Moon, mengingat lebar sudutnya yang lebih besar 13,77% dibandingkan dengan ketika berada di titik terjauhnya (Apoge).
Baca juga: Gerhana Bulan Total Terjadi pada 26 Mei 2021, Berikut Daftar Lokasi dan Waktu Mengamatinya
Sedangkan kecerahannya lebih terang 15,6% dibandingkan dengan rata-rata atau 29,1% lebih terang dibandingkan dengan ketika Apoge.
Selain itu, durasi fase total gerhana kali ini cukup singkat, yakni 14 menit 30 detik.