- Fase Puncak Gerhana Bulan: 19.18 WITA
- Fase (U3) Gerhana Bulan Total berakhir: 19.25 WITA
- Fase (U4) Gerhana Bulan Sebagian: 20.52 WITA
- Fase (P4) Gerhana Bulan berakhir: 21.49 WITA
5. Makassar
- Fase (U2) Gerhana Bulan Total mulai: 19.11 WITA
- Fase Puncak Gerhana Bulan: 19.18 WITA
- Fase (U3) Gerhana Bulan Total berakhir: 19.25 WITA
- Fase (U4) Gerhana Bulan Sebagian: 20.52 WITA
- Fase (P4) Gerhana Bulan berakhir: 21.49 WITA
6. Kupang
- Fase (U1) Gerhana Bulan Sebagian mulai: 17.44 WITA
- Fase (U2) Gerhana Bulan Total mulai: 19.11 WITA
- Fase Puncak Gerhana Bulan: 19.18 WITA
- Fase (U3) Gerhana Bulan Total berakhir: 19.25 WITA
- Fase (U4) Gerhana Bulan Sebagian: 20.52 WITA
- Fase (P4) Gerhana Bulan berakhir: 21.49 WITA
7. Jayapura
- Fase (P1) Awal Gerhana Bulan mulai: 17.47 WIT
- Fase (U1) Gerhana Bulan Sebagian mulai: 18.44 WIT
- Fase (U2) Gerhana Bulan Total mulai: 20.11 WIT
- Fase Puncak Gerhana Bulan: 20.18 WIT
- Fase (U3) Gerhana Bulan Total berakhir: 20.25 WIT
- Fase (U4) Gerhana Bulan Sebagian: 21.52 WIT
- Fase (P4) Gerhana Bulan berakhir: 22.49 WIT
Tentang Gerhana Bulan Total, 26 Mei 2021
Gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan.
Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi matahari-bumi-bulan sejajar sehingga bulan masuk ke umbra bumi.
Uniknya, saat puncak gerhana bulan total terjadi, bulan akan terlihat berwarna merah atau dikenal dengan istilah Blood Moon.
Pasalnya, posisi bulan saat terjadi gerhana berada di posisi terdekat dengan bumi (Perigee).
Oleh karenanya, bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa.
Fenomen ini sering disebut dengan Super Moon.
Sehingga, Gerhana Bulan Total pada 26 Mei 2021 dikenal juga dengan Super Blood Moon, karena terjadi saat bulan di Perigee atau bulan berada di jarak terdekat dengan bumi.
Gerhana Bulan Total dapat disaksikan jika kondisi cuaca cerah-berawan dan aman disaksikan oleh masyarakat dengan mata telanjang.
BMKG juga akan melakukan pengamatan Gerhana Bulan Total pada 26 Mei 2021 di lokasi-lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Yaitu dengan menggunakan teleskop yang dipadukan dengan detektor dan teknologi informasi dan disebarluaskan melalui https://www.bmkg.go.id/gbt.
Pada puncak gerhananya, di sebagian besar wilayah Indonesia posisi Bulan dekat dengan horizon di bagian Timur.
Sehingga memungkinkan pengamat untuk dapat mengabadikan kejadian gerhana dengan latar depan bangunan yang bersejarah atau ikonis.
Masyarakat dapat mengikuti proses pengamatan ini dengan mengakses https://www.bmkg.go.id/gbt.
BMKG juga mengimbau, masyarakat yang berada di pesisir atau pinggir laut (pantai) perlu mewaspadai terjadinya pasang air laut yang lebih tinggi dari pasang normalnya.
Adapun Gerhana bulan total perige sebelumnya yang teramati di Indonesia terjadi pada 31 Januari 2018.
Adapun gerhana bulan total perige yang akan datang yang dapat diamati lagi di Indonesia akan terjadi pada 8 Oktober 2033.
Sebagai informasi, terjadi empat kali gerhana selama 2021, yaitu dua kali gerhana Matahari dan dua kali gerhana Bulan.
Dari keempat fenomena langit ini, hanya Gerhana Bulan Total pada 26 Mei 2021 yang bisa diamati di Indonesia.
Sementara tiga gerhana lainnya, tidak bisa dilihat dari Indonesia.
Rinciannya:
1. Gerhana Bulan Total (GBT) pada 26 Mei 2021 yang dapat diamati dari Indonesia
2. Gerhana Matahari Cincin (GMC) pada 10 Juni 2021 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
3. Gerhana Bulan Sebagian (GBS) pada 19 November 2021 yang dapat diamati dari Indonesia
4. Gerhana Matahari Total (GMT) pada 4 Desember 2021 yang tidak dapat diamati dari Indonesia.
Jadi, sudah siap untuk menyaksikan fenomena Gerhana Bulan Total (GBT) pada 26 Mei 2021?
(Tribunnews.com/Sri Juliati)
Berita lain terkait Gerhana Bulan