News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Apa Itu Fenomena Ekuinoks? Terjadi Dua Kali Dalam Setahun, Ini Pengaruhnya

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung mengamati matahari terbenam di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (27/3/2021). Tribunnews/Irwan Rismawan

TRIBUNNEWS.COM - Ekuinoks merupakan fenomena astronomi, yakni saat matahari melintasi garis khatulistiwa.

Menurut LAPAN, ekuinoks merupakan titik perpotongan ekliptika dan ekuator langit yang dilewati Matahari dalam perjalanan semu tahunan Matahari.

Ekliptika merupakan garis edar semu Matahari yang seakan-akan dialui Matahari jika dilihat dari Bumi.

Sedangkan ekuator merupakan garis khayal keliling Bumi yang melintang dan membagi Bumi menjadi belahan Bumi utara dan belahan Bumi selatan.

Garis ekuator ini biasa dikenal juga dengan sebutan garis khatulistiwa.

Mengutip laman resmi space.com, istilah ekuinoks berasal dari bahasa latin aequus yang berarti sama dan nox berarti malam.

Saat fenomena ini berlangsung, waktu siang dan malam di luar bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis bagian utara maupun selatan.

Siang dan malam bumi memiliki panjang yang sama yakni 12 jam siang dan 12 jam malam.

Baca juga: Fenomena Langit Minggu Ke-3 September 2021, Inilah Penjelasannya

Baca juga: Apa Itu Madden Julian Oscillation? Fenomena Alam yang Aktif di Indonesia Pekan Ini

Jenis Ekuinoks

Ekuinoks secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September dan biasa disebut Ekuinoks Maret dan Ekuinoks September.

Ekuinoks Maret terjadi saat matahari dalam perjalanan semu tahunan dari langit belahan selatan menuju ke langit belahan utara.

Sedangkan Ekuinoks September terjadi saat matahari dalam perjalanan semu tahunan dari langit belahan utara menuju ke langit belahan selatan.

Ekuinoks Maret dikenal juga sebagai ekuinoks musim semi (vernal equinox) di belahan utara dan Ekuinoks musim gugu (autumnal equinox) di belahan selatan.

Di belahan bumi utara, titik balik musim semi menandakan awal musim semi, sedangkan di belahan bumi Selatan, musim gugur dimulai dan karenanya disebut ekuinoks musim gugur.

ILUSTRASI Ekuinoks dan Solstis (theepochtimes.com)

Baca juga: Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Indonesia, Simak Daftar Wilayah dan Cara Menyaksikannya

Baca juga: Apa Itu Kiamat Internet? Fenomena Akibat Badai Matahari Besar

Pengaruh Ekuinoks

Bagi penduduk Bumi yang berada di wilayah yang dilalui garis khatulistiwa saat ekuinoks, Matahari akan terlihat berada tepat di atas kepala saat siang hari.

Di Indonesia, kota yang dilalui garis Khatulistiwa adalah Kota Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat.

Bagi penduduk Bumi di wilayah belahan utara dan selatan, Matahari akan condong ke arah utara atau selatan sejauh lintang tempat masing-masing orang berada.

Mengutip laman LAPAN, pengaruh ekuinoks lainnya adalah pembagian waktu siang dan malam akan nyaris sama jumlahnya, yaitu masing-masing sekitar 12 jam.

Fenomena ekuinoks ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan sebab fenomena ini sering terjadi dan sebagai pertanda peralihan musim saja.

Pada bulan maret ekuinoks menandakan datangnya musim panas.

Sementara pada bulan September menandakan peralihan musim pans ke musim hujan atau pancaroba.

(Tribunnews.com/Tio)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini