Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS telah menyetujui penggunaan babi hasil rekayasa genetika, baik dalam produk makanan maupun produk medis.
Dikutip dari Pigprogress.net, Kamis (28/10/2021), babi-babi ini disebut 'GalSafe' dan dapat digunakan dalam produksi obat-obatan, penyediaan organ dan jaringan untuk transplantasi manusia, dan untuk menghasilkan daging yang aman dikonsumsi penderita alergi daging.
Dikembangkan oleh sebuah perusahaan bernama Revivicor, babi adalah hewan pertama yang diubah secara genetik dan disetujui FDA untuk dikonsumsi manusia serta penggunaan medis.
Baca juga: FDA AS Rekomendasikan Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech untuk Anak Usia 5-11 Tahun
Namun yang perlu diingat adalah setiap pihak yang ingin menggunakan babi GalSafe untuk pembuatan obat baru, transplantasi maupun implan pada manusia harus meminta persetujuan lebih lanjut pada FDA.
Baca juga: Saat FDA Setujui Booster Mix and Match, Rusia Klaim Sputnik V Jadi Pelopor Metode Ini
Penggunaan babi GalSafe
Pergantian genetik pada babi GalSafe menghilangkan gula 'alfa-gal' yang biasa ditemukan di permukaan sel babi.
Beberapa orang mungkin akan mengalami reaksi alergi jika mereka mengkonsumsi gula yang ditemukan pada daging sapi, babi, domba, maupun daging merah lainnya.
Baca juga: Merck & Co Minta Persetujuan FDA untuk Obat Anti Covid-19 Molnupiravir
Revivicor awalnya bermaksud untuk menjual daging babi GalSafe melalui pengiriman dan bukan disupply ke toko.
Dalam hal aplikasi medis, FDA menyatakan, babi GalSafe berpotensi menjadi sumber bahan untuk produksi produk medis manusia, tentunya karena babi jenis ini bebas dari gula alfa-gal yang dapat dideteksi.
"Misalnya, babi GalSafe berpotensi digunakan sebagai sumber obat pengencer darah heparin yang bebas alfa-gal," kata FDA.
Jaringan dan organ babi bisa menangani xenotransplantasi
Jaringan dan organ dari babi GalSafe berpotensi mengatasi masalah penolakan kekebalan pada pasien yang menerima xenotransplantasi.
Perlu diketahui, penolakan kekebalan pada pasien ini diyakini disebabkan adanya gula alfa-gal.
Sebagai bagian dari tinjauannya, FDA mengevaluasi keamanan perubahan genomik yang disengaja (IGA) pada hewan dan orang yang mengkonsumsi daging tersebut, serta niat pengembang produk untuk memasarkan IGA karena kemampuannya menghilangkan gula alfa-gal pada sel babi.
FDA pun menganalisis dampak potensial persetujuan IGA pada babi GalSafe terhadap lingkungan AS dan menentukan apakah babi jenis ini serupa dengan babi konvensional.
Kendati demikian, kondisi lokasi di mana babi GalSafe akan dipelihara jauh lebih ketat dibandingkan babi yang diternakkan secara konvensional.
Persetujuan FDA GMO lainnya
Pada tahun 2009 lalu, FDA telah menyetujui kambing transgenik yang memproduksi obat dalam susu yang dihasilkan untuk mencegah risiko pembekuan darah.
Tidak hanya itu, pada 2015, lembaga tersebut juga memberikan persetujuan untuk ayam transgenik yang dapat membuat obat dari telur yang dihasilkan, serta persetujuan untuk salmon sebagai hewan transgenik pertama yang boleh dikonsumsi.