TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini beberapa fenomena astronomis bulan Desember 2021 yang dirilis oleh LAPAN.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah merilis kalender astronomi bulan Desember 2021.
Kalender ini menginformasikan fenomena astronomis yang akan terjadi pada bulan Desember 2021.
LAPAN juga menginformasikan fenomena astronomis ini melalui akun Instagramnya, @lapan_ri.
Baca juga: Gerhana Matahari Total Terjadi 4 Desember 2021, Ini Wilayah yang Dapat Menyaksikannya
Baca juga: Ini Wilayah yang Alami Gerhana Matahari Total 4 Desember 2021
Berikut ini Fenomena Astronomis Desember 2021pekan pertama yang dikutip dari Edukasi Sains Antariksa LAPAN.
1. Konjungsi Tripel Venus-Saturnus-Jupiter: 1-4 Desember 2021
Awal bulan Desember disambut oleh tiga planet yang berkonjungsi tripel di langit senja, yakni Venus, Saturnus, dan Jupiter.
Fenomena ini terjadi selama empat hari mulai tanggal 1-4 Desember 2021 dan disaksikan sejak awal senja bahari (25 menit setelah terbenam Matahari) selama 2,5 jam dari arah Barat Daya.
Venus akan terbenam terlebih dahulu sebelum disusul Saturnus satu jam kemudian, dan Jupiter terbenam paling terakhir pada pukul 23.00 waktu setempat.
Fenomena ini terbilang cukup langka, terjadi rata-rata 90 tahun sekali.
Fenomena ini terakhir kali pada 31 Juli-23 Agustus 1922 dan 10 November-2 Desember 1842.
Fenomena ini akan terjadi kembali pada 1 September-14 Oktober 2101, 25-31 Agustus 2180, dan 27 April-4 Mei 2260 mendatang.
2. Okultasi Mars oleh Bulan: 3 Desember 2021
Okultasi Mars oleh Bulan adalah fenomena astronomis ketika Mars melintas di belakang Bulan sehingga tampak tertutupi oleh Bulan.
Hal ini dapat terjadi karena jarak Mars ke Bumi lebih jauh dibandingkan dengan jarak Bulan ke Bumi.
Secara global, Okultasi Mars oleh Bulan terjadi pada tanggal 3 Desember 2021 pukul 00.28 Universal Time.
Fenomena ini hanya dapat disaksikan di Rusia bagian timur, Tiongkok bagian Timur, Korea Utara, Korea Selatan, Mikronesia, Kep. Marshall, Nauru, Kribati, Mariana Utara, dan Kep. Hawaii.
Okultasi Mars oleh Bulan berikutnya akan terjadi pada 31 Desember 2021.
Baca juga: Ini Wilayah yang Alami Gerhana Matahari Total 4 Desember 2021
3. Konjungsi Bulan-Mars: 3 Desember 2021
Orang-orang yang ada di wilayah yang tidak mengalami okultasi Mars oleh Bulan dapat menyaksikan Konjungsi Bulan-Mars.
Puncak konjungsi Bulan-Mars terjadi pada 3 Desember pukul 07.28 WIB/ 08.38 WITA/ 09.38 WIT.
4. Gerhana Matahari Total di Antartika: 4 Desember 2021
Sejak pukul 07.03-08.04 Universal Time, wilayah Antartika yang terkena umbra Bulan akan mengalami gerhana Matahari Total dengan durasi totalitas antara 90-116 detik.
Lebar umbra Bulan di permukaan Bumi bervariasi antara 421-450 km.
Sedangkan wilayah yang terkena penumbra Bulan akan mengalami gerhana matahari sebagian, berikut ini wilayah yang menyaksikan gerhana matahari sebagian.
Lebar gerhana kurang dari 10% diameter Matahari:
- Afrika Selatan
- Namibia
- Australia bagian selatan
Lebar gerhana 10-40% diameter Matahari:
- Kepulauan Malvinas
- Kepulauan Tierra del Fuego
Lebar gerhana 93-97% diameter Matahari
- Georgia Selatan
- Kepulauan Sandwich Selatan
Gerhana Matahari Total kali ini merupakan gerhana ke-13 dari 70 gerhana dalam Seri Saros ke-152.
Gerhana Matahari Total di Antartika sebelumnya pernah terjadi pada 23 November 2003.
Gerhana Matahari Total di Antartika ini akan tejadi kembali pada 15 Desember 2039 dan 26 Desember 2057.
Baca juga: Gerhana Matahari Total di Antartika 4 Desember 2021, Wilayah Lain Alami Gerhana Matahari Sebagian
5. Super New Moon (Bulan Baru Super): 4 Desember 2021
Bulan Baru Super adalah fase Bulan Baru yang waktu kejadiannya berdekatan dengan saat Perige Bulan.
Bulan Baru kali ini terjadi pada pukul 14.43.03 WIB.
Sedangkan Perige Bulan terjadi dua jam setelahnya yakni pada pukul 16.57.44 WIB.
Bulan Baru Super adalah fenomena tahunan, terakhir terjadi pada tanggal 30 Agustus 2019, 29 September 2019, dan 17 Oktober 2020.
Bulan Baru Super akan terjadi kembali pada 21 Januari 2023, 10 Maret 2024, dan 27 April 2025.
6. Konjungsi Kuartet Bulan-Venus-Saturnus-Jupiter: 5-10 Desember 2021
Fenomena ini berlangsung selama enam hari.
Fenomena ini dapat disaksikan dari arah Barat Daya sejak awal senja bahari (25 menit setelah terbenam Matahari) hingga keempat benda langit ini terbenam.
Fenomena ini terbilang cukup langka dan terjadi setiap rata-rata 80 tahun sekali.
Fenomena ini sebelumnya terjaid pada 9 November 2021, 25-26 Agustus 1922, 30 Juli 1922, 3-6 Desember 1842, dan 5-8 November.
Fenomena ini akan terjadi kembali pada 14-17 Januari 2102, 14-18 September 2180, dan 5-9 Mei 2260.
7. Puncak Hujan Meteor Phoenicid: 6-7 Desember 2021
Phoenicid adalah hujan meteor yang titik radiannya (titik asal kemunculan meteor) berada di konstelasi Phoenix dekat bintang Alfa Eridani konstelasi Eridanus.
Hujan meteor ini bersumber dari sisa debu Komet 289P/Blanpain yang mengorbit Matahari selama 5,18 tahun.
Hujan meteor ini dapat disaksikan sejak awal senja bahari hingga keesokan harinya pukul 02.15 waktu setempat dari arah Tenggara hingga Barat Daya.
Intensitas hujan meteor ini untuk Indonesia berkisar 51 meteor/jam di Sabang sampai 74 meteor/jam di Pulau Rote.
Untuk bisa melihatnya, pastikan cuaca harus cerah dan bebas dari penghalang maupun polusi cahaya.
8. Puncak Hujan Meteor Puppid-Velid: 7-8 Desember 2021
Puppid-Velid adalah hujan meteor yang titik radiannya berada di dekat bintang Gamma Velorum (Regor) konstelasi Vela yang berbatasan juga dengan konstelasi Puppis.
Hujan meteor ini bersumber dari sisa debu Komet 96P/Machholz yang mengorbit Matahari dengan periode 1,93 tahun.
Hujan meteor ini dapat disaksikan sejak pukul 21.00 waktu setempat hingga keesokan harinya saat akhir fajar bahari.
(Tribunnews.com/Kristina Wulandari)