TRIBUNNEWS.COM -- Iklim dan fluktuasi cuaca pada 3.000 tahun lalu ternyata dapat direkonstruksi oleh binatang kecil ini.
Adalah kerang selancar kecil berwarna pucat yang dulu sering dikonsumsi pada peradaban kuno.
Binatang tersebut ternyata menyimpan petunjuk masa lalu Bumi di cangkangnya.
Lewat kerang-kerang yang sering dikonsumsi peradaban kuno ini, peneliti akhirnya mampu merekonstruksi iklim dan fluktuasinya yang terjadi 3.000 tahun lalu.
Baca juga: Fenomena Astronomis Pekan Kedua Desember 2021: Terjadinya Fase Bulan Perbani Awal dan Komet Leonard
Untuk pertama kalinya peneliti mampu mengidentifikasi suhu laut bulanan, bahkan mingguan yang tercatat dalam cangkang kerang tersebut.
Dalam studi yang dipublikasikan di Chemical Geology itu, Warner dan rekan-rekannya berfokus pada pelacakan fenomena iklim yang memengaruhi sebagian besar dunia atau disebut El Nino Southern Oscillation (ENSO).
Fase hangat itu ditandai dengan suhu laut yang lebih hangat dari biasanya, peningkatan curah hujan, dan lebih banyak badai tropis dan badai di Amerika Selatan.
Baca juga: Capai Titik Terdekat dari Bumi Hari Ini, Begini Cara Melihat Komet Neowise dari Langit Indonesia
Studi sendiri dilakukan di Peru utara yang merupakan salah satu daerah yang paling terkena dampak ENSO.
Air dingin dan dalam di lepas pantai Peru menjadikannya salah satu tempat penangkapan ikan paling produktif di unia. Namun ketika peristiwa ENSO terjadi, itu mengakibatkan kematian ikan.
Untuk menangkap suhu permukaan laut dari berbagai fase ENSO, peneliti mengumpulkan 18 kerang selancar dari spesies Donax obesulus.
Seperti lingkaran pohon, kerang juga membuat lapisan di cangkangnya saat mereka tumbuh.
Baca juga: Fenomena Bintang ini Bisa Berakibat Buruk Bagi Bumi Bila Terjadi Pada Matahari
Warner kemudian mengebor sepanjang cangkang untuk mengumpulkan sampel pada setiap interval waktu selama masa hidup kerang untuk mendapatkan gambaran suhu laut saat cangkang tumbuh.
"Menggunakan hubungan antara kimia cangkang dan suhu laut, kami menemukan Donax obesulus dapat merekam suhu permukaan laut dengan cukup baik.
Dengan informasi ini, kami dapat merekonstruksi suhu dan iklim di masa lalu," ungkap Warner.