Ular dapat mendengar pada frekuensi rendah tetapi tidak pada frekuensi tinggi, karena suara tersebut sebagian besar ditransmisikan melalui udara.
Misalnya, ular sanca memiliki pendengaran paling baik pada frekuensi antara 80 dan 160 Hertz. Sebagai perbandingan, rentang frekuensi normal manusia adalah 20 Hz sampai 20.000 Hz.
"Jika Anda berenang dan tenggelam, dan seseorang yang berdiri di samping kolam berteriak kepada Anda, Anda akan mendengarnya," ujar Ruane.
Meski demikian, jangkauan pendengaran yang sempit tidak menjadi masalah bagi ular karena mereka tidak menggunakan vokalisasi untuk berkomunikasi satu sama lain.
Baca juga: Binatang Ganas Ini Ternyata Jadi Salah Satu Hewan Tertua, Umurnya Mencapai 500 Tahun Lebih
Vokalisasi yang ular buat, seperti mendesis atau menggeram, berada pada frekuensi yang lebih tinggi daripada yang mereka dengar dan mungkin ditujukan untuk burung dan mamalia.
Alasan terbesar mengapa ular tidak membutuhkan pendengaran yang sensitif adalah karena mereka pun mengandalkan indera lain untuk bertahan hidup, salah satunya adalah indra penciuman.
Indra penciuman ular sangat berguna. Mereka menjulurkan lidahnya, mengambil semua molekul bau yang ada di udara di sekitarnya, membawanya kembali ke organ khusus yang mereka miliki untuk memprosesnya, dan dibawa ke otak mereka.
Jadi, meskipun ular tidak memiliki kemampuan mendengar seperti kebanyakan hewan lain, Ruane menyebut ular adalah raja chemosensory. (Lulu Lukyani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Ular Memiliki Telinga?"