Begitu pula cuaca di Bumi tidak akan terjadi perubahan yang berarti.
Menurut University of Southern Maine, pengaruh dari aphelion terhadap Bumi adalah durasi dari musim. Aphelion terjadi ketika terjadi musim panas dan durasi musim panas terjadi 92 hari.
Baca juga: Fred Cetak Gol Indah, Selebrasi Anaknya di Tribun Viral. Rangnick Puji Dia Sebagai Sinar Matahari
Sedangkan perihelion terjadi pada musim dingin dan durasi musim dingin adalah 89 hari.
Justru ketika titik aphelion, Bumi terasa lebih hangat dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Hal ini bukan karena aphelion atau perihelion.
Cuaca Bumi lebih banyak dipengaruhi oleh kemiringan poros Bumi terhadap axis. Ketika aphelion, poros utara Bumi miring 23,5 derajat ke arah Matahari.
Bumi di atas garis ekuator memiliki lebih banyak daratan dibandingkan lautan.
Pada posisi ini, suhu Bumi bisa meningkat dengan rata-rata hingga 2,3 derajat Celsius dibandingkan ketika Bumi di titik perihelion.
Banyaknya daratan pada bagian utara Bumi menyebabkan suhu Bumi meningkat karena daratan memiliki kemampuan menyerap panas yang lebih rendah daripada laut.
Itulah sebabnya, pada saat bagian utara Bumi miring ke arah Matahari, Bumi terasa lebih hangat.
Sebaliknya, ketika perihelion, poros Bumi yang menghadap ke Matahari adalah bagian selatan yang memiliki lebih banyak lautan dibanding daratan.
Lautan akan menyerap panas Matahari lebih banyak dan justru membuat suhu Bumi lebih sedikit lebih dingin.
Keterangan dari BMKG
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa penyebab cuaca dingin yang terjadi belakangan ini tidak disebabkan oleh fenomena Aphelion.