TRIBUNNEWS.COM -- Rekonstruksi seorang perempuan dari Zaman Batu dipamerkan di Museum Vasternorrlands di Swedia.
Reka ulang tersebut dilakukan terhadap tengkorak seorang wanita Zaman Batu yang diperkirakan hidup pada 4.000 tahun yang lalu.
Adalah Oscar Nilsson, seniman forensik yang berbasis di Swedia merupakan orang yang diminta untuk melakukan rekonstruksi itu.
Seperti dikutip dari Science Alert, Kamis (17/3/2022), tahap pertama yang ia lakukan adalah memindai tengkoraknya dan membuat salinannya dengan printer 3D.
Baca juga: Dinosurus Lapis Baja, Binatang Purba Pemalas yang Tuli
Seperti rekonstruksi lain yang ia buat, Nilsson juga harus memperhitungkan jenis kelamin, usia, berat badan, dan etnis.
Faktor tersebut dapat memengaruhi ketebalan jaringan wajah dan penampilan umum seseorang.
Ditemukan di China Berhubung DNA perempuan purba ini terlalu terdegradasi, ia tak yakin tentang latar belakang genetik, rambut, maupun warna matanya.
Namun berdasarkan data gelombang migrasi besar ke Skandinavia kuno, Nilsson pun kemudian memberi perempuan itu rambut, mata coklat, serta kulit cerah.
"Kami tak bisa mengatakan dengan pasti apakah ia menjalani kehidupan nomaden. Tapi kami telah memilih untuk membuat interpretasi yang paling aman," papar Nilsson.
Sementara itu sebagai bagian dari rekonstruksi, perempuan dari Zaman Batu ini kemudian didandani dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan bahan bulu dan kulit.
Baca juga: Sempat Dikira Sarang Ular, Goa yang Ditemukan Warga di Bondowoso Ternyata Makam Zaman Megalitikum
Helena Gjaerum, arkeolog independen berbasis di Swedia yang bertanggung jawab untuk mendadaninya.
Tapi sebelumnya, Gjaerum harus mempelajari iklim kuno, lanskap, vegetasi, dan kehidupan hewan di Neolitikum Lagmansoren.
Berdasarkan temuannya, ia kemudian mendesain pakaian perempuan dari rusa, berang-berang dan rubah. Mempersiapkan pakaian untuk rekonstruksi memerlukan waktu yang lama.
Setelah memperoleh sisa-sisa hewan asli, ia kemudian masih harus memprosesnya sebelum bisa digunakan sebagai pakaian.
Hasil rekonstruksi pun berhasil menampilkan manusia Zaman Batu yang tak seperti dibayangkan sebelumnya.
Sebab selama ini orang modern menganggap manusia Zaman Batu sebagai manusia primitif.
Asal muasal perempuan Zaman Batu
Sisa-sisa kerangka perempuan tersebut sebenarnya sudah diketahui selama hampir satu abad.
Ketika pembangunan di Lagmonsoren pada 1923, para pekerja menemukan kerangkanya terkubur di sebelah seorang anak laki-laki yang berusia 7 tahun.
Tak diketahui apa mereka memiliki hubungan darah karena DNA-nya tak terawetkan dengan baik.
Namun, bisa jadi keduanya merupakan saudara kandung atau hanya teman satu suku.
Tetapi perempuan tersebut diperkirakan meninggal di usia akhir 20-an atau 30-an dengan tinggi 150 sentimeter.
"Dia bukan orang yang sangat tinggi bahkan untuk periode Neolitik," kata Nilsson.
Dari kerangkanya, perempuan itu tak menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi, cedera, atau penyakit, meski ada kemungkinan pula ia meninggal karena penyakit yang tak meninggalkan bekas pada jenazahnya.
"Ia tampaknya memiliki kehidupan yang baik," ungkap Nilsson.
Perempuan itu diketahui juga makan makanan darat. Padahal kuburannya ditemukan di dekat sungai yang dipenuhi ikan. (Kontributor Sains/Monika Novena)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahli Rekonstruksi Perempuan Purba dari Zaman Batu, Begini Penampakannya"