TRIBUNNEWS.COM -- Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam Kalimantan Timur disebut telah berpotensi memasuki fase kritis dan semakin mengkhawatirkan.
Karenanya upaya penyelamatan pun telah diminta oleh berbagai pihak.
Penyelamatan DAS Mahakam harus dilakukan secara kolaboratif dan integrasi semua elemen terkait.
Daerah Aliran Sungai adalah wilayah daratan yang menjadi satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya.
DAS berfungsi untuk menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami.
Baca juga: Dukungan Orangtua dan Perhatian Lingkungan Bikin Anak Down Syndrome Bahagia, Bahkan Berkarya
DAS Mahakam adalah DAS terluas di Kalimantan Timur dengan luas 7,6 juta hektare, panjang sungai utamanya adalah 920 km.
Aliran sungai kawasan tersebut meliputi wilayah Kabupaten Mahulu, Kutai Barat, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Kota Samarinda, dan sebagian kecil di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.
Berdasarkan catatan Mislan dan Naniek, 2005 bahkan menyebut bahwa daerah tangkapan airnya juga sampai di Kalimantan Tengah dan diduga sebagian kecil di Serawak, Malaysia.
DAS Mahakam semakin kritis
Mengapa Daerah Aliran Sungai Mahakam perlu diselamatkan? Meskipun tidak termasuk 15 DAS prioritas yang kritis dan mendesak dipulihkan di Indonesia, DAS Mahakam juga sudah mengalami penurunan kualitas air, peningkatan lahan kritis, pendangkalan, kejadian bencana banjir, dan kekeringan.
Hal ini dikarenakan, Data Forum DAS Mahakam menunjukkan terdapat 30 kejadian bencana banjir di seluruh provinsi pada periode 2020-2021 dengan korban lebih dari 80 ribu jiwa.
Baca juga: Menyambut EURO4, Mitsubishi FUSO Hadir Lebih Tangguh Dengan 29 Varian Truk Baru Ramah Lingkungan
Wilayah terdampak meliputi seluruh kabupaten dan kota, termasuk area yang direncanakan sebagai kawasan Ibu Kota Negara (IKN) baru.
Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam, Mislan mengatakan, dengan data yang ada ini, menjadi penting sekali untuk kita memperhatikan dan memprioritaskan penyelamatan DAS Mahakam ini.
“Isu penting yang perlu mendapat perhatian dalam pengelolaan sumber daya air di Kalimantan Timur adalah masih lemahnya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi (KISS),” kata Mislan dalam diskusi kajian Pengelolaan DAS Mahakam, Jumat (25/3/2022).