Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Universitas Kyoto dan perusahaan kontraktor Kajima Construction Co., Ltd., saat ini sedang merancang sebuah eksperimen hidup di Bulan dan di Mars melalui laboratorium gravitasi buatan di Jepang.
Fasilitas artifisial ini diklaim akan mampu menghasilkan gravitasi yang sangat diperlukan bagi manusia untuk dapat bertahan hidup di Mars dan di Bulan di masa depan.
Penelitian bersama telah dilakukankedua pihak diumumkan kemarin (5/7/2022).
"Di masa depan, ketika manusia hidup di bulan dan Mars, gravitasi sebanyak bumi sangat diperlukan, dan itu seperti kaca dengan diameter 200 meter dan ketinggian 200 hingga 400 meter di permukaan. bulan dan Mars," ungkap para peneliti kemarin (5/7/2022) diĀ Pusat Penelitian Kosmologi Berawak Universitas Kyoto Jepang.
Fasilitas berbentuk baik akan dibangun dan gravitasi akan dihasilkan secara artifisial oleh gaya sentrifugal yang memutarnya.
Selain daerah pemukiman, sebuah ekosistem kecil yang mereproduksi lingkungan global seperti laut dan hutan akan didirikan di fasilitas tersebut, yang bertujuan untuk menciptakan fondasi di mana manusia dapat bertahan hidup, dan bahan-bahan yang diperlukan akan diangkut dari bumi.
Baca juga: Lubang di Planet Mars Menyerupai Pintu, Benarkah Buatan Aliens?
Idenya adalah untuk mendapatkan barang-barang berat secara lokal dan melanjutkan dengan konstruksi.
Juga, ketika bergerak di antara bulan dan Mars, kapsul seukuran kendaraan Shinkansen dihubungkan dalam segi enam dan diputar sehingga dapat bergerak sambil menghasilkan gravitasi yang sama dengan bumi.
Baca juga: NASA dan Epic Games Bangun Planet Mars di Metaverse
Universitas Kyoto dan Kajima akan memulai penelitian bersama dan mempelajari struktur khusus di masa depan, dengan mengatakan bahwa pembentukan teknologi ini akan menjadi inti dari mewujudkan migrasi ke luar angkasa di masa depan.
Baca juga: Dugaan Peneliti Meleset, Danau Tersembunyi di Planet Mars Tidak Ada Airnya, Ternyata Ini Isinya
Profesor Yosuke Yamashiki dari Universitas Kyoto mengatakan, "Meskipun belum layak, konsep ini penting untuk ditunjukkan agar Jepang dapat memperoleh keuntungan karena negara-negara di seluruh dunia membangun masyarakat antariksa, dan saya ingin melanjutkan penelitian serta mewujudkannya di masa depan," tekan Yamashiki.