Rencananya, di bawah Laboratorium Propulsi Jet NASA, wahana lain akan diluncurkan ke Mars untuk membawa sampel yang tak steril itu kembali ke Bumi.
Sampel Mars yang dibawa ke Bumi itu lalu akan dijatuhkan ke Utah, Amerika Serikat dan kemudian dikirim ke tempat yang belum disterilkan pula pada tahun 2033.
Di sana para ilmuwan akan mulai menguji tanda-tanda kehidupan mikroba purba dari sekitar 35 sampel dengan berat total sekitar satu pon.
NASA bawa sampel Mars ke Bumi bertujuan untuk pengujian, guna memahami geologi dan iklim planet, serta mempersiapkan manusia untuk suatu hari menginjakkan kaki di planet merah.
Baca juga: Fenomena Planet Sejajar 24 Juni 2022, Bisa Disaksikan di Indonesia, Apa Dampaknya Bagi Bumi?
Planet Mars sendiri memiliki lapisan tipis atmosfer yang sebagian besar terdiri dari karbon dioksida dan dipandang sebagai musuh kehidpan.
Akan tetapi di masa lalu, planet ini diyakini memiliki air yang mengalir di permukaan dan atmosfer yang lebih tebal.
Hal ini akan membuat permukaan lebih hangat daripada suhu rata-rata saat ini yang bisa mencapai minus 81 derajat dengan penurunan hingga minus 220 derajat.
Sementara itu Nathan Yee, profesor di Rutgers University dan pernah bekerja dengan NASA setuju bahwa kecil kemungkinan ada yang hidup di atau dekat permukaan tempat wahana Perseverance mengumpulkan sampelnya.
Yee pun menyebut jika memang mikroba ditemukan hidup itu diragukan akan menjadi ancaman.
Sebelumnya meteorit dari Mars pun juga pernah mendarat di Bumi dan tak berakibat buruk pada biosfer Bumi.
"Harus ada waktu evolusi yang sangat lama bagi mikroba untuk belajar bagaimana berinteraksi dan menempel pada sel hewan, memasuki sel hewan, dan menggunakannya untuk bereplikasi," kata Yee.
Meski begitu Yee menambahkan tak menutup kemungkinan bila sampel mengandung sisa-sisa kehidupan masa lalu di Mars. (Monika Novena/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "NASA Bakal Bawa Sampel Mars ke Bumi, Beberapa Pihak Khawatir Bisa Mengandung Patogen Berbahaya"