TRIBUNNEWS.COM - Inilah perbedaan antara Badak Sumatera dan Badak Jawa.
Dikutip dari laman Rhinos.org, terdapat Hari Badak Sedunia yang diperingati setiap tanggal 22 September.
Tujuan peringatan Hari Badak Sedunia yakni untuk mengingatkan kesadaran atas penyelamatan spesies-spesies badak.
Diketahui saat ini masih terdapat 5 spesies badak yang belum punah yakni, Badak Putih, Badak Bercula Satu, Badak Hitam, Badak Jawa, dan Badak Sumatera.
Dari kelima spesies tersebut dua di antaranya berada di Indonesia yakni Badak Sumatera dan Badak Jawa.
Saat ini populasi Badak Sumatera dan Badak Jawa sangatlah sedikit, sehingga keduanya ditempatkan pada konservasi Nasional.
Baca juga: Mengenal Peringatan Hari Badak Sedunia 2022, Serta Cara Cegah dari Ancaman Perburuan
Badak Jawa diperkirakan hanya tinggal 76 ekor saja tahun 2022 ini, dan hanya ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Indonesia.
Sementara Badak Sumatera diperkirakan jumlahnya hanya tinggal 80 ekor saja pada tahun 2022 ini.
Adapun 80 ekor Badak Sumatera tersebut saat ini hidup di Taman Nasional Gunung Leuser dan Way Kambas Indonesia di pulau Sumatera dan beberapa hewan terisolasi menghuni Kalimantan Tengah.
Lalu apa perbedaan Badak Sumatera dan Badak Jawa?
Untuk lebih jelasnya, berikut perbedaan Badak Sumatera dan Badak Jawa yang dikutip dari laman badak.or.id.
Perbedaan Badak Sumatera dan Badak Jawa
1. Badak Sumatera
- Karakteristik Badak Sumatera
Badak Sumatera memiliki dua cula, ukuran cula depan berkisar antara 25 hingga 8 0cm.
Sedangkan cula belakang cenderung lebih pendek yakni kurang dari 10 cm.
Mata pada Badak Sumatera berukuran kecil dan dikelilingi lipatan kulit.
Badak Sumatera memiliki kulit berwarna coklat kemerahan dengan jenis tipis, halus, dan licin.
Sementara itu, hampir seluruh tubuh badak ini tertutup oleh rambut yang pendek dan kaku dengan warna bervariasi yang pada umumnya putih kehitaman.
Kaki Badak Sumatera memiliki ukuran permukaan yang lebar dengan masing-masing memiliki tiga kuku setengah melingkar.
Baca juga: Bacuya, Maskot Piala Dunia U20 2023 Indonesia yang Terinspirasi dari Badak Jawa Resmi Diluncurkan
- Habitat Badak Sumatera
Badak Sumatera umumnya ditemukan di daerah berbukit-bukit yang dekat dengan air.
Spesies tersebut menempati hutan hujan tropis dan hutan lumut pegunungan, tetapi juga menyukai daerah pinggiran hutan dan hutan sekunder.
Selain itu, Badak Sumatera dapat hidup di rawa-rawa dataran rendah hingga hutan pegunungan.
- Perilaku Badak Sumatera
Badak Sumatera merupakan satwa penjelajah, browser, dan soliter.
Badak sumatera betina bersifat teritorial dan saling menghindari satu sama lain.
Karena sifat soliternya tersebut, kemungkinan terjadinya hidup bersama hanya akan terjadi jika badak jantan dan betina berada pada musim kawin.
Selain itu, hal tersebut juga mungkin terjadi antara induk betina dan anaknya.
Badak Sumatera berkubang paling tidak satu kali dalam sehari.
Biasanya, Badak Sumatera menandai wilayahnya dengan kaisan, plintiran, patahan, semprotan urin, dan lainnya.
Badak Sumatera membuang kotoran dalam bentuk bulatan yang biasa disebut bolus.
Baca juga: Penantian Panjang Rosa, Badak Sumatera Itu Lahirkan Anak di Taman Nasional Way Kambas
2. Badak Jawa
- Karakteristik Badak Jawa
Badak Jawa hanya memiliki satu cula dengan ukuran panjang rata-rata 20 – 25 cm, dan dapat mencapai 30,5 cm.
Cula tersebut tumbuh pada badak jantan, namun terkadang dijumpai adanya cula pada badak betina dewasa walaupun hanya sebesar kepalan tangan.
Ukuran tubuh Badak Jawa lebih besar dari badak sumatera, dengan bobot antara 900 sampai 2,300 kg, tinggi 1,2 hingga 1,7m dan panjang 3 hingga 3,4m.
Warna kulit abu-abu, dengan kulit luar memiliki corak mozaik dan kulit yang tebal membentuk lipatan-lipatan sehingga terlihat seperti lapisan baju baja.
Rambut pada kulit Badak Jawa hanya tampak saat muda yang perlahan mulai tidak tampak seiring pertumbuhannya kecuali pada daun telinga, rambut kelopak mata, dan ujung ekor.
Badak Jawa memiliki ukuran mata yang kecil dan juga dikelilingi lipatan kulit.
Selain itu, hidung pada Badak Jawa memiliki lubang yang dapat ditutup.
Bentuk bibir atas pada Badak Jawa tampak seperti jari yakni panjang melancip.
Baca juga: Jelang HUT RI ke 76, KLHK Rekam Kemunculan 2 Ekor Anak Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon
- Habitat Badak Jawa
Habitat yang disukai oleh Badak Jawa yakni hutan hujan dataran rendah dan rawa-rawa.
Badak Jawa menyukai kondisi habitat dengan hutan yang rimbun, daerah semak dan perdu yang rapat, kurang menyukai tempat-tempat yang terbuka, terutama pada siang hari.
Badak jawa lebih berdaptasi di lingkungan dataran rendah daripada daerah pegunungan, khususnya apabila mereka hidup simpratrik dengan badak sumatera.
- Perilaku Badak Jawa
Badak jawa adalah satwa browser dan terutama memakan ranting dan batang kecil.
Setelah makan di suatu titik, badak jawa akan pindah secara perlahan kemudian berhenti sesaat untuk makan lagi dari waktu ke waktu.
Badak Jawa cenderung merubah jenis pakan dari satu ke lainnya dalam sekali perjalanan makan.
Badak Jawa menghasilkan kotoran berupa bolus dengan diameter 7 hingga 20 cm sesuai dengan kelas umur badak.
Badak jawa biasanya membuang urin saat berkubang dan saat berjalan.
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)