News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Peneliti China Uji Coba Teknologi Levitasi Magnetik, Bikin Mobil Bisa Melayang

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para peneliti di Southwest Jiaotong University di China telah mengembangkan mobil dengan teknologi levitasi magnetik yang diklaim dapat melayang di atas lintasan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Para peneliti di Southwest Jiaotong University di China telah mengembangkan mobil dengan teknologi levitasi magnetik yang diklaim dapat melayang di atas lintasan.

Baru-baru ini, para peneliti di universitas tersebut menguji delapan mobil di sebuah lintasan sepanjang hampir 8 kilometer.

Dikutip dari Carscoops, Senin (3/10/2022) lintasan tersebut dilengkapi magnet yang kuat, dengan harapan mobil yang sedang diuji dapat melayang.

Dalam pengujian tersebut, salah satu mobil dapat menempuh kecepatan hingga 143 mph (230 km/jam).

"Langkah kami selanjutnya adalah fokus pada pengembangan kendaraan yang sebenarnya untuk mewujudkan visi indah yakni melihat mobil maglev pertama dapat melayang dan berjalan,” kata Dr. Zigang Deng, pemimpin tim penelitian teknologi maglev

Teknologi levitasi magnetik (maglev) telah digunakan di kereta api selama beberapa dekade dan sangat populer di Cina, Jepang, dan Korea Selatan.

Baca juga: Peneliti China Temukan Antibodi Sintetis yang Diklaim Dapat Menetralisir Varian Omicron

China juga mengoperasikan kereta maglev-nya sendiri yang dapat melaju hingga 373 mph (600 km/jam).

Kantor berita Xinhua mengatakan bahwa teknologi maglev yang dikembangkan pada mobil dapat digunakan untuk meningkatkan jangkauan kendaraan dan meningkatkan keamanan ketika pengemudi memacu kendaraannya dalam kecepatan tinggi.

Baca juga: Peneliti China: Senyawa pada Ekstrak Akar Manis Berpotensi Obati Virus Corona

Tentunya, akan ada banyak tantangan untuk dapat mengembangkan teknologi ini pada sebuah kendaraan, mengingat infrastruktur baru harus dibangun untuk mendukung kendaraan seperti ini dan pastinya akan menghabiskan banyak biaya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini