7. Akhir Penumbra (P4)
- Pukul 20.56.08 WIB/21.56.08 WITA/22.56.08 WIT
- Seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati.
Baca juga: Gerhana Bulan Total Terjadi pada 8 November dan Dapat Diamati dari Indonesia
Untuk diketahui, Gerhana Bulan Total adalah fenomena astronomis ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi, dikutip dari laman resmi Lapan.
Hal tersebut disebabkan oleh konfigurasi antara Bulan, Bumi, dan Matahari yang membentuk garis lurus.
Selain itu, Bulan berada di dekat titik simpul orbit Bulan, yakni perpotongan antara ekliptika (bidang edar Bumi mengelilingi Matahari) dengan orbit Bulan.
Gerhana Bulan Total terjadi ketika fase Bulan Purnama, akan tetapi, tidak semua fase Bulan Purnama dapat mengalami Gerhana Bulan.
Hal tersebut dikarenakan orbit Bulan yang miring 5,1° terhadap ekliptika dan waktu yang ditempuh Bulan untuk kembali ke simpul yang sama lebih pendek 2,2 hari dibandingkan dengan waktu yang ditempuh Bulan agar berkonfigurasi dengan Bumi dan Matahari dalam satu garis lurus.
Sehingga, Bulan tidak selalu berada di bidang ekliptika ketika Purnama.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa dampak terjadinya Gerhana Bulan Total bagi kehidupan manusia adalah pasang naik air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya ketika tidak terjadi gerhana, baik Purnama maupun Bulan Baru.
Sebagai informasi, Gerhana Bulan Total yang dapat teramati di Indonesia untuk satu dekade berikutnya yakni akan terjadi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, Malam Tahun Baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032 dan 18 Oktober 2032.
(Tribunnews.com/Nurkhasanah)