Mengapa Disebut Super Blue Moon?
Baca juga: Benarkah Saat Bulan Purnama Serangan Hiu Makin Banyak?
Pada awal tahun 1900-an, di tempat-tempat seperti Almanak The Farmer Maine, istilah “bulan biru” digunakan untuk merujuk pada fenomena terkait.
Ini merujuk pada empat bulan purnama terjadi dalam satu musim tertentu, bukan tiga bulan purnama pada umumnya.
Dalam kasus ini, bulan purnama ketiga dikenal sebagai “biru”, seperti dijelaskan Smithsonian Magazine.
Namun, pada tahun 1946, astronom amatir James Hugh Pruett salah menafsirkan istilah tersebut dalam artikel yang ditulisnya di Sky & Telescope dengan menggunakan arti yang kita kenal sekarang.
Kesalahan ini diulangi beberapa kali dan akhirnya, definisi baru tersebut tetap melekat, bersamaan dengan kesalahan atribusi yang umum terhadap cerita rakyat tradisional.
Dampak Blue Moon terhadap Bumi
Baca juga: Apa Itu El Nino dan IOD Positif? BMKG: Fenomena yang Sebabkan Kemarau Kering pada Agustus 2023
Bulan memberikan pengaruh terkuatnya terhadap pasang surut bumi saat bulan purnama dan perigee.
Matahari dan bulan sama-sama mengerahkan tarikan gravitasi, yang berdampak pada pasang surut air laut di sekitar bumi, dikutip dari LA Times.
Fenomena ini disebut pasang surut perigean (perigean spring tide) , dan mengakibatkan pasang naik dan surut yang lebih besar dari rata-rata di seluruh dunia. Hal ini dapat memperburuk banjir pesisir tergantung pada lokasinya
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)(TribunJakarta.com/Muji Lestari)
Artikel lain terkait Blue Moon