TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polusi udara di Ibu Kota Jakarta kembali menjadi sorotan utama dengan peningkatan yang signifikan dalam tingkat polusi udara.
Masalah ini menjadi perhatian serius bagi warga Jakarta dan pemerintah setempat, yang sedang berusaha keras untuk mengatasi dampak negatifnya.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan Tingkat Partikel PM2.5 meningkat tajam satu dari beberapa indikator utama polusi udara adalah tingkat partikel PM2.5, yang merupakan partikel berukuran sangat kecil yang dapat dengan mudah masuk ke dalam sistem pernapasan manusia.
Baca juga: Soroti Polusi Udara, GPII Jakarta Raya bersama Gerus Serukan Hijaukan dan Sehatkan Paru-paru Jakarta
Menurut data dari Badan Lingkungan Hidup Jakarta, tingkat PM2.5 di Jakarta telah melebihi batas aman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tingginya tingkat PM2.5 ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama pada anak-anak dan lansia.
Hal ini juga menjadi trending topic dalam perhitungan ISPU (Indeks Standard Pencemar Udara) dimana pada tahun 2020, KLHK telah mengeluarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 14 tahun 2020 tentang Indeks Standar Pencemar Udara.
Baca juga: PLTU Suralaya Dituding Biang Kerok Polusi Udara, Ini Jawaban Menteri ESDM
Adapun skala ISPU sebagai berikut :
Hasil dari statistik Sektoral Provinsi DKI Jakarta di Agustus 2023 terdapat 2 hari dengan kategori sangat tidak sehat (ISPU 200-299) yang terpantau di DKI5.
Dampak Kesehatan yang meresahkan dampak polusi udara di Jakarta terasa nyata dalam kesehatan penduduknya.
Banyak warga melaporkan masalah pernapasan, alergi, dan penyakit pernafasan lainnya yang semakin meningkat.
Terutama naiknya angka pengidap penyakit ISPA, faktanya Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyampaikan di tahun 2023 ini 638.219 kasus yang disebabkan oleh kualitas buruk udara saat ini serta adanya penularan melalui air yang keluar dari batuk, kontak kulit.
Seperti jabat tangan atau air liur, serta melalui kontak benda yang terpapar virus. Rumah sakit di Jakarta juga mencatat peningkatan kasus-kasus penyakit pernapasan yang memerlukan perawatan medis.
Kendaraan Bermotor dan Industri sebagai penyumbang utama penyebab polusi udara di Jakarta adalah tingginya jumlah kendaraan bermotor dan aktivitas industri.
Ibu Kota Jakarta sebagai pusat ekonomi dan bisnis Indonesia memiliki lalu lintas padat yang menghasilkan emisi gas buang dan partikel-partikel berbahaya.
Selain itu, sektor industri yang terus berkembang juga berkontribusi terhadap polusi udara.
Masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya diharapkan untuk bekerja sama dalam upaya mengurangi polusi udara yang merugikan kesehatan dan lingkungan.
Dengan tindakan kolektif, mungkin bisa mengatasi masalah polusi udara ini dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bersih bagi semua penduduknya.
Namun masyarakat sering terlena dan mengira bahwa udara dalam ruangan maupun di dalam kendaraan umum lebih “aman” daripada di luar; nyatanya, ada risiko terselubung di sini. Udara luar ruang yang terpapar polutan bisa kasat mata dan tercium aromanya.
Namun dalam ruangan, kita kerap tidak dapat mendeteksi apa yang terkandung di dalamnya.
Menurut penelitian oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS, polusi udara dalam ruangan serta kendaraan umum justru dua hingga lima kali lebih besar dibandingkan udara luar ruangan, dan dapat memburuk 100 kali lipat daripada udara luar.
Udara dalam ruangan dan kendaraan umum mengandung seluruh polusi yang ada di luar ruangan, termasuk segala hal yang dimasukkan ke dalam gedung, seperti asap masakan, produk kebersihan, hingga material bangunan serta virus yang di bawa dari masing-masing individu.
Baca juga: Polusi Udara Menghantui? Saatnya Jaga Stamina dan Daya Tahan Tubuh dengan Multivitamin Gaya Baru!
“Sebagai salah satu solusi terbaru PT GDPS menghadirkan Beyond Fresh, inovasi GDPS yang diadopsi dari teknologi pesawat generasi baru, terkait ilmu aerodinamika dalam ruangan. Kombinasi fitur berteknologi canggih menghilangkan 99,97 persen bakteri di udara dan meminimalkan risiko penyebaran virus, termasuk PM2.5 dan alergen, sehingga memungkinkan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan total bagi karyawan Anda dan meningkatkan produktivitas. Fitur: Aliran udara yang dimodifikasi, filter HEPA bermutu tinggi dan teknologi UV-C canggih," ungkap Cornelis Radjawane selaku Direktur Utama PT Garuda Daya Pratama Sejahtera.
Cornelis berpendapat bahwa penerapan Beyond Fresh pada ruang berkapasitas besar, penggunaan Beyond Fresh tidak hanya cocok untuk ruang perkantoran, tetapi juga sangat bermanfaat untuk transportasi umum.
Dengan produk ini masyarakat dapat menciptakan lingkungan dalam ruangan yang lebih sehat dan nyaman, bahkan ketika polusi udara luar sangat tinggi.
“Melalui teknologi ini, masyarakat terbebas dari resiko menghirup polutan tanpa mereka sadari saat sedang beraktivitas. Inovasi Beyond Fresh menjamin adanya sirkulasi udara Laminar, yang terbukti menyaring dan membunuh bakteri dan virus.
Selain itu ia juga mampu mencegah penyebaran kontaminan dengan cakupan area yang cukup luas. Jumlah ACH (Pergantian Udara Per Jam) yang dihadirkan juga telah sesuai standar Peraturan Kementerian Kesehatan RI," tambah Cornelis.
Seluruh Indonesia dan warganya dapat bergerak menuju udara yang lebih bersih dan kesehatan yang lebih baik dengan mengadopsi teknologi Beyond Fresh.
Dengan tindakan kolektif yang melibatkan pemerintah setempat, bisnis, dan masyarakat, kita dapat berharap melihat perbaikan yang signifikan dalam kualitas udara di kota ini. Beyond Fresh adalah langkah pertama dan solusi yang positif menuju tujuan tersebut.