News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Guru Besar Kimia UI Beberkan Cara Tangani Tumpahan Soda Api Seperti Insiden di Padalarang

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bandung Barat membersihkan cairan kimia di sepanjang Jalan Raya Padalarang-Purwakarta, Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Selasa (24/12/2024).

 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Insiden tumpahnya muatan cairan kimia soda api atau NaOh dari sebuah truk tangki yang melintas di ruas Jalan Raya Purwakarta-Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat, baru-baru ini bisa menimbulkan dampak pada kesehatan dan juga lingkungan.

Peringatan tersebut disampaikan Guru Besar Ilmu Toksikologi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Prof.Dr.rer.nat.Budiawan.

(NaOH) atau caustics merupakan senyawa yang banyak digunakan  dalam berbagai kegiatan Industri.

Tetapi pemindahannya dari satu tempat ke tempat lain harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari resiko akibat  sifat bahaya alamiah (intrisik) yang dikandungnya.

Soda api atau NaOH bersifat korosif (terluka bakar) dan dapat menyebabkan luka bakar parah pada kulit dan kerusakan permanen pada mata.

Soda Api juga Bisa Sebabkan Iritasi Pernapasan

Debu soda apidapat mengiritasi saluran pernapasan, sedangkan sifat memiliki eksotermik akibat pelepasan panas saat larut dalam air dapat menyebabkan percikan cairan panas.

“Juga kontaminasi Lingkungan. Jika bocor ke lingkungan, NaOH dapat menyebabkan perubahan pH ekstrem yang berbahaya bagi makhluk hidup dapat menyebabkan efek berbahaya terhadap lingkungan,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Senin (30/12/2024).

Ia menjelaskan, berdasarkan sifat kimianya, wujud NaOH berupa padatan putih berbentuk serpihan, pelet, atau bubuk.

Titik didih soda api adalah 1.388 °C dan sifat padatnya akan terurai sebelum mendidih.

Soda Api Mudah Larut dalam Air

Soda api merupakan bahan kimia yang sangat mudah larut dalam air, dan mampu menghasilkan larutan bersifat basa yang eksotermik (menghasilkan panas), dengan massa molekul relatifnya  40 g/mol.

Senyawa NaaOH tidak berbau.

Petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bandung Barat membersihkan cairan kimia di sepanjang Jalan Raya Padalarang-Purwakarta, Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Selasa (24/12/2024).

Sementara jika berdasar sifat kimia maka memiliki sifat basa yang kuat dan bereaksi dengan logam, kecuali dengan logam mulia, akan menghasilkan gas (Hidrogen) yang berbahaya dan mudah terbakar.

Senyawa tersebut jika terkena ssenyawa karbon aspal jala raya akan bereaksi terbentuk sifat penyabunan dan bersifat sangat licin pada permukaan tumpahan (padat seperti di jalan raya).

Selain itu Senyawa tersebut  mudah menyerap air dan karbon dioksida (CO₂) dari udara sebagai sifat hidroskopisnya dan  membentuk natrium karbonat (Na₂CO₃).

Berdasarkan sifat fisak-kimianya, soda api tidak mudah menguap karena ia adalah senyawa garam  ionik yang tidak memiliki tekanan uap signifikan pada suhu normal, titik didihnya bahkan lebih tinggi lagi di atas 1.390°C.

Baca juga: Cairan Kimia Soda Api yang Bocor di Bandung Barat Sudah Bereaksi, Polisi Temukan Ini

Sebaliknya, NaOH biasanya ada dalam bentuk padatan kristal atau larutan.

Yang angat perlu diperhatikan adalah sifat aerosol yang  terbentuk atau dari percikan tumpahan larutan NaOH bisa terbawa ke udara.

Sepeda motor warga korban tumpahan soda api yang bocor dari sebuah truk di ruas Jalan Raya Padalarang-Purwakarta, Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Selasa (24/12/2024).

Hal tersebut terjadi karena partikel kecil larutan NaOH terbawa bersama uap air.

“Aerosol ini sangat korosif dan berbahaya jika terhirup atau terkena mata berakibat mata perih dan dapat terluka bakar (korosif),” ujar Prof Budiawan.

Baca juga: Kementerian Lingkungan Hidup Selidiki Indikasi Pidana di Kasus Tumpahnya Cairan Soda Api di Bandung

Karena itu sebagai upaya penanganan, gunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, kacamata pelindung, dan masker dan hindari kontak langsung dengan kulit dan mata.

“Tangani larutan dengan hati-hati untuk menghindari percikan, gunakan pasir atau serbuk kayu untuk mengurangi dampak negatifnya,” pesan dia.

Dalam hal transportasi bahan kimia berbahaya seperti soda api, kendaraan pengangkutnya wajib memenuhi kaedah keselamatan di jalan dengan melekatkan label (tanda simbol bahaya bahan Kimia).

Truk pengangkut juga harus memiliki kelengkapan kedaruratan serta harus di jalur tertentu (khusus) harus memiliki lisensi sesuai peraturan nasional yang berlaku maupun Internasional terkait transportasi bahan Berbahaya dan beracun (B3).

 

 

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini