TRIBUNNEWS.COM - Selasa (11/9/2018) esok, seluruh umat muslim akan menyambut tahun baru Islam 1440 Hijriyah.
Tahun baru Islam ini diperingati setiap tanggal 1 Muharram yang biasa disebut sebagai Bulan Suro oleh masyarakat Jawa.
Dalam Bahasa Arab, Muharram berarti haram.
Maknanya pada bulan tersebut, umat Islam dilarang melakukan perbuatan dosa lantaran Muharram merupakan bulan yang suci.
Baca: Daftar Amalan Puasa yang Dianjurkan di Bulan Muharram 1440 Hijriyah Beserta Niatnya
Tahun baru Islam biasanya diperingati dengan berbagai kegiatan ibadah seperti berpuasa Asyura, melakukan pengajian dan mengunjungi tempat-tempat suci seperti masjid.
Beberapa masjid dengan arsitektur mengagumkan ini mungkin bisa jadi salah satu destinasi yang bisa kamu kunjungi untuk merayakan tahun baru islam.
1. Masjid Al-Markaz Al-Islami
Masjid yang berada di Kota Makassar ini dibangun selama dua tahun yaitu antara tahun 1994-1996.
Masjid yang terletak di Jl Mesjid Raya di utara kota Makassar ini dirancang oleh arsitek ternama Indoensia Ahmad Noe'man.
Pembangunan masjid ini dicetuskan pertama kali oleh Jenderal M. Yusuf pada tahun 1989, yang kala itu mempunyai gagasan untuk mendirikan masjid yang monumental di Makassar.
Masjid tiga lantai tersebut memiliki kubah yang berbeda dengan masjid pada umumnya.
Kubahnya tidak bulat, akan tetapi berbentuk persegi empat mirip seperti kubah masjid Al Hilal Katangka, yang merupakan masjid tertua di Makassar.
2. Masjid Islamic Center Samarinda
Masjid yang terletak di kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur ini merupakan masjid termegah dan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal.
Masjid yang berada di tepi Sungai Mahakam ini memiliki tujuh menara, dimana tinggi menara utamanya menjulang hingga 99 meter.
Angka 99 sendiri bermakna asmaul husna atau nama-nama Allah yang jumlahnya 99.
Selain menara utama, bangunan ini juga memiliki enam menara di bagian sisi masjid.
Enam menara ini juga bermakna sebagai enam rukun iman.
3. Masjid An-Nur
Masjid Agung Kota Pekanbaru ini dibangun pada tahun 1963 dan selesai pada tahun 1968.
Masjid yang dirancang oleh Ir. Roseno ini memadukan arsitektur Melayu, Turki, Arab dan India.
Sedangkan tulisan kaligrafi didalamnya, ditulis oleh Azhari Nur, seorang kaligrafer dari Jakarta pada tahun 1970.
Di masjid yang luasnya 12,6 hektar ini, para jamaah yang datang akan dimanjakan dengan taman-taman hijau yang indah dan tampak segar.
4. Masjid Raya Bayur
Masjid ini terletak di Nagari Bayur, Kecamatan Tanjung Raya, kabupaten Agam.
Letaknya yang tidak begitu jauh dari jalan raya Lubuk Basung (Ibu kota kabupaten Agam) dan kota Bukittinggi ini, membuat masjid ini mudah ditemukan oleh para peziarah.
Arsitektur masjid ini merupakan perpaduan unsur Thailand dan Minangkabau.
Perpaduan tersebut dapat dilihat pada menara kecil yang terletak pada empat sudut atap bangunan utama.
Sementara struktur atap dirancang mengikuti pola bangunan rumah panggung dengan atap bersusun tiga.
5. Masjid Kubah Emas
Masjid Kubah Emas atau Masjid Dian Al Mahri merupakan masjid yang pembangunannya diprakarsai oleh Hj. Dian Juriah M. Alrasjid, pengusaha sukses asal Banten.
Pembangunan masjid dengan kubah emas ini dimulai sejak tahun 2001 dan selesai sekitar akhir tahun 2006 dengan arsitek Uke G. Setiawan.
Selain menjadi tempat ibadah salat bagi umat muslim sehari-hari, masjid yang berada di tepi jalan Raya Meruyung, Limo, Depok ini juga menjadi kawasan wisata keluarga.
6. Masjid Agung Tuban
Terletak di jantung kota Tuban dan berada tidak jauh dari Makam Sunan Bonang, membuat masjid ini begitu mudah ditemukan.
Masjid yang didirikan sejak abad ke-15 oleh Bupati Tuban yang pertama, Adipati Raden Ario Tedjo ini tercatat telah beberapa kali direnovasi.
Secara keseluruhan, arsitektur masjid ini merupakan perpaduan antara unsur Jawa, Iran, dan Spanyol.
7. Masjid Agung Jawa Tengah
Masjid yang terletak di jalan Gajah Raya, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang Jawa Tengah, ini mulai dibangun sejak tahun 2001 hingga selesai secara keseluruhan pada tahun 2006.
Arsitektur masjid dengan luas mencapai 10 Hektar tersebut merupakan perpaduan antara unsur Jawa, Islam dan Romawi yang dirancang oleh Ir. H. Ahmad Fanani.
Selain sebagai tempat ibadah, masjd ini juga dipersiapkan sebagai destinasi wisata religi.
Karenanya, masjid ini dilengkapi dengan wisma penginapan yang bisa digunakan oleh para peziarah.
(Tribunnews.com/Fathul Amanah)