TRIBUNNEWS.COM - Puasa di bulan Muharram telah dicontohkan oleh Rasulullah dan diriwayatkan merupakan sebaik-baiknya puasa setelah bulan Ramadhan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwasahnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu bulan Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim).
Baca: Doa Buka Puasa Tasua 9 Muharram 1440 H, Lengkap dengan Lafaz Latin dan Artinya
Salah satu puasa yang dianjurkan dilakukan di Bulan Muharram adalah Puasa Assyura.
Puasa ini dilakukan sehari setelah Puasa Tasu'ah tepatnya pada tanggal 10 Muharram.
Sejarah Puasa Assyura
Menurut Ustad Abdul Somad, Rasulullah Nabi Muhammad menegaskan, puasa di tanggal 10 Muharram merupakan Puasa Asyura yang dilakukan oleh Nabi Musa setelah Firaun ditelan oleh laut.
Bani Israil pun diajak berpuasa atas terbebasnya mereka.
"Nabi Muhammad SAW mengikuti syariat Nabi Musa, yakni melaksanakan puasa sunnah pada tanggal 9, 10 dan 11 Muharram. Sebagai umatnya, kita wajib mengikuti syariat Nabi Muhammad SAW. Perlu digaris bawahi, bukan mengikuti syariat Nabi Musa, namun Nabi Muhammad. Segala apa yang dikerjakan Rasulullah, kita tiru," ucapnya dilansir Tribun Jogja.
Terdapat sebuah riwayat Rasulullah bertemu dengan sekelompok Yahudi di Madinah.
Rasulullah mendapati mereka sedang menjalankan puasa pada tanggal 10 Muharram.
"Rasulullah bertanya, 'Puasa apa yang kamu lakukan ini?' Mereka menjawab, 'Pada hari ini Allah SWT menyelamatkan Musa dan menenggelamkan Fir’aun. Akhirnya Nabi Musa puasa pada hari itu sebagai bentuk rasa syukur.' Mendengar jawaban itu, Rasulullah berkata, 'Kami lebih berhak atas puasa Musa daripada kalian.' Nabi Muhammad SAW kemudian berpuasa dan memerintahkan umat Islam untuk puasa." (HR Ibnu Majah)
Keutamaan Puasa Assyura
Tribunnews.com melansir dari Banjarmasin Post, berikut tiga keutamaan Puasa Assyura: