TRIBUNNEWS.COM - Ajang olahraga terbesar se-Asia untuk atlet difabel, Asian Para Games 2018 digelar di 19 venue di Jakarta pada 6-13 Oktober.
Ada 18 cabang olahraga dipertandingkan dalam Asian Para Games tahun ini.
Ke-18 cabang olahraga tersebut adalah:
1. Atletik (39 negara, 714 atlet)
2. Bulu tangkis (18, 156)
3. Panahan (21, 128)
4. Boccia (14, 83)
5. Catur (10, 90)
6. Balap sepeda (11, 60)
7. Goal ball (10, 89)
8. Judo (16, 113)
9. Lawn ball (6, 54)
10. Angkat berat (27, 166)
11. Menembak (19, 109)
12. Renang (26, 275)
13. Boling (11, 134)
14. Tenis meja (25, 253)
15. Basket kursi roda (12, 190)
16. Anggar duduk (10, 77)
17. Voli duduk (10, 145)
18. Tenis kursi roda (9, 52)
Baca: Deretan Penyanyi Ternama Akan Meriahkan Closing Ceremony Asian Para Games 2018
Di antara ke-18 cabang olahraga tersebut, bulutangkis, atau para-badmintoon menjadi cabor yang banyak disorot.
Dalam kompetisi Asian Para Games, khususnya cabang olahraga bulu tangkis, ada aturan dan kategorinya sendiri.
Para pemain dibagi kelasnya berdasarkan jenis disabilitas yang disandang.
Secara umum, ada tiga kategori dalam para-badmintoon, yaitu atlet yang menggunakan kursi roda (WH, kependekan dari wheelchair) dan atlet yang berdiri atau biasa disingkat S (standing), dan atlet bertubuh pendek.
Baca: Sama-sama Jadi Pesta Olahraga Terbesar di Asia, Ini Perbedaan Asian Games dan Asian Para Games
Ada pula nomor single, double, dan mixed dari kategori wheelchair dan standing.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah 6 kategori kelas pemain seperti yang ditentukan Badminton World Federation (BWF):
Wheelchair
1. WH1
Pemain dalam kelas ini merupakan pemain yang memiliki ketidaksempurnaan atau kecacatan pada kedua kaki dan batang tubuh serta membutuhkan kursi roda untuk bermain.
2. WH2